FEBRUARI CERIA HARI PERTAMA

 

HIDUPLAH SEPERTI BULAN DAN MATAHARI

 

“Hidup kita itu sebaiknya ibarat bulan dan matahari, dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi, di terimakasihi atau tidak, ia tetap berbagi”. Ismed Iskandar Idrus

 

*  *  *

 

            Saya mengambil tulisan tersebut dari group WhastAap sahabat baik saya Pak Bambang, yang selalu dan setia mengirimkan saya kata motivasi. Kadang saya melihatnya sudah lewat hari dari beliau mengirimkan pesan itu kepada saya. Pesan yang dikirimkannya banyak yang memberikan motivasi dalam diri saya.

            Kata motivasi tersebut beliau kirimkan dalam bentuk poster yang indah pada tanggal 22 Agustus 2022, pukul 11.40. Saya telah menyimpan tulisan ini dalam bank tulisan di laptop jadul yang bernama ASUS.

Laptop ini saya beli bekas, dari kawan baik saya, setelah lima laptop saya rusak dalam kurun waktu 15 tahun, sejak tahun 2008 suami membelikan laptop Thosiba karena akan ikut Diklat ke P4TK Malang depan MATOS kota Malang Jawa Timur. Rusaknya laptop tersebut karena beban berat file-file tulisan yang belum sempat mendarat di buku ber-ISBN. He he he...

Tulisan dalam flayer ini, sungguh memberikan saya inspirasi untuk bahan tulisan Februari Ceria PB. PGRI, sudah saatnya saya mengikuti tantangan menulis dari PB. PGRI. Dengan mantra ajaib dari Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd), “Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi”.

Menulis adalah kegiatan yang dilakukan manusia sejak anak usia dini. Baik itu tulisan hanya berupa coretan saja. Berlanjut hingga dewasa sampai ke perguruan tinggi, tetapi sayang tak semua orang suka menulis.

Kata Pak Dedi Dwitagama, M.Si salah satu narasumber Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) dari PB. PGRI pada hari Rabu, 25 Januari 2023. “Ada 3,31 Jt Guru hanya sedikit yang menjadi guru hebat”. Guru hebat adalah guru yang juga penulis buku.

Banyak cara telah saya lakukan untuk memberikan motivasi menulis kepada sahabat guru, di lingkungan kerja saya. Juga ke sahabat facebook dan siapa saja yang saya kenal. Sayang seribu sayang, ajakan saya tersebut banyak yang diabaikan dengan seriba cara dan seribu bahasa.

Sebagai guru inspirasi juga guru penggerak menulis di Nusa Tenggara Timur. Inilah tantangan tersendiri bagi saya untuk terus memberikan tauladan cinta menulis kepada sesama di lingkungan terdekat saya.

Alhamdulillah, untuk mengasah ketrampilan saya menulis untuk menjadi buku mayor. Dalam usia 54 tahun, saya masih bisa menjalani dengan baik tantanagn Om Jay ini bersama penggiat literasi nusantara dari PB. PGRI.

Motivasi diri untuk terus berkembang saya kobarkan dalam dada untuk terus menyebar kebaikan dan bermanfaat untuk sesama. Seperti hadist Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang dalam hidupnya senantiasa bermanfaat untuk orang lain”.

Menjelang adzan subuh, ketika hujan deras

Di Pesisir Pantai Namosain

Rabu, 01 Februari 2023, Pukul: 03.35 Wita 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUAMI DAN KERIDHOANNYA (K.H. Maimun Zubair)

KATA SAMBUTAN ANTOLOGI CERPEN

PROFIL IBU GURU CANTIK