SEGELAS BERSAMAMU . . .
SEGELAS
BERSAMAMU . . .
Tulisan ini kisah perjalanan pulang dari kantor
dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur, pada
bulan Oktober 2019. Dalam cuaca yang sangat panas, tiba-tiba sepeda motor honda fit tipe NF 100 milik saya, kehabisan bensin dan mogok.
*
* *
Belum
sampai satu kilo meter dari kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kupang, laju motorku tiba-tiba berhenti. Seperti biasa sicantik Honda Fit
dengan nama DH 2094 KA, tahun pembuatan 2007, 11 tahun yang lalu dan selalu
setia menemaniku kemanapun aku pergi itu ngambek, aku lupa memberinya minum
hari ini. Syukur Alhamdulillah di seberang jalan ada kios kecil penjual minuman
bagi si cantikku yang super lincah ini. Sicantik yang bisa kutarik gas nya
hingga 90 km per jam ini, seketika itu lari kencang bak Valentino Rossy di
arena sirkuit balap Motor GP Dunia.
Hari ini, hari di mana saya dan kawan-kawan Guru Inti di Kabupaten Kupang melaksanakan tugas mulia menjadi ujung tombak Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis zonasi di wilayah kerja Kabupaten Kupang – NTT. Dimana tugas ini merupakan Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik.
Tugas
yang sangat berat saya rasakan, tetapi menjadi ringan ketika kami semua di
arahkan oleh kepala bidang GTK untuk melaksakannya dengan penuh tanggung jawab
dan saling bekerja sama di lapangan. Meski begitu tugas ini bagiku masih terasa
berat. Teringat pesan AYAH, serahkan beban berat dipundakmu kepada Allah Azza
wa Jalla saja. Niscaya beban berat itu akan menjadi ringan, dan mudah untuk kau
jalani.
Ayah
. . . tiba-tiba dalam laju motorku yang kencang bagai angin ini, ku laju dengan
pelan, seiring dengan kerinduanku pada Ayah, rindu yang sangat mendalam. Ayah
yang seorang pelaut ulung, nahkoda yang tangguh yang telah mengukir jiwa ragaku
dan memaksaku untuk menjadi guru ini. Telah mampu mengontrol emosiku untuk melaju
pelan tapi pasti merapat ke tepi pantai, dan sekedar berteduh dari terik panas
matahari yang membakar jiwaku. Kutemui pohon besar dipinggir jalan, tampak dari
kejauhan kulihat pantai nan tenang dengan semilir angin berhembus di bumi yang
panas terik siang tadi.
Dalam
kesendirianku di tengah keramaian laju kendaraan menuju perbatasan Negara
tetangga Timor Leste, dari arah yang berlawanan, Jalan Trans Timor dan hiruk
pikuk manusia dengan kendaraannya yang lalu lalang menunaikan tugasnya
masing-masing, ku terpaku dalam diam membisu seorang diri di bawah pohon yang
rindang. Teringat akan Ayah. Jika saja waktu itu aku tak menuruti nasehatmu
untuk menjadi guru. Entah jadi apa aku hari ini ???... Karena ketaatan dan
kepatuhanku pada orang tua, membawaku datang ke bumi yang penuh keberkahan ini,
hingga mencapai titik sukses yang tidak semua orang mendapatkannya. Terima
kasih Ayah !!!
Ayah dalam prosesi pernikahan adat Jawa saya dan suami tahun 1993
Segelas
bersamamu di bawah pohon yang rindang ini, ku tarik nostalgia indah bersamamu
waktu itu. Segelas air minum dari kantor dinas yang sengaja saya simpan untuk
bekal perjalananku sepanjang 87 km menuju rumah, membuatku rindu yang mendalam
padamu Ayah. Segelas bersamu dalam suasana siang yang panas penuh debu ini,
menjadi nostalgia indah tentangmu, tentang laut biru, tentang indahnya dalam
dekapanmu juga belaian kasih sayangmu. Teringat masa balita Ayah menggendongku,
teringat cerita Ayah tentang laut biru . . .
Ayah mendampingi saya dipelaminan bersama Ibu
Nduuuk
cah Ayu, begitu engkau memanggilku, dan selalu memanggilku dengan putri cantik
dan tercantik di seluruh dunia. Menetes air mata ingat itu Ayah !. Belajarlah
dari laut, dan pandanglah laut jika dirimu tak suka indahnya dunia. Hingga hari
ini, dengan segelas bersamamu dibawah rindangnya pohon besar di pinggir jalan
saya belum paham maknanya Ayah. Terima kasih Ayah, Saya telah menjadi guru seperti keinginan Ayah
dulu.
Ayah mempersilahkan tamu menikmati hidangan dalam resepsi pernikahan saya,
sekaligus memperkenalkan menantunya dari Flores Timur Nusa Tenggara Timur.
I
love you Ayah . . .I
love you so much . . .
I
miss you Ayah . . .
I
miss you so much . . .
Ayah
. . .
Aku
telah menjadi guru Ayah !!!
Karenamu
aku menjadi guru !!!
Dan
aku bangga menjadi guru Ayah . . .
Terima
kasih Ayah !!!
Dimana, akan ku cari
BalasHapusAku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyayi
Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata
Di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam
Mimpi
Lihatlah, hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah, aku ingin bertemu
Untukmu, aku bernyanyi
Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata
Di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam
Mimpi
sepenggal biografi yang indah. lanjut Bu... ini menginspiasi untuk burruwalidain...
BalasHapusMengwnang masa lalu yang indah
BalasHapus