BUKU INSPIRASI JILID 1
MENULIS ADALAH SUATU KEBUTUHAN
Lilis Ika Herpianti Sutikno
Kisah dalam cerita ini telah dibukukan dengan cover depan : "Berbagi Kisah Inspirasi Menuju Sukses"
Antologi Belajar Menulis Kisah Inspirasi Bersama Bunda Lilis Sutikno
ISBN : 978-602-457-640-0
Menulis adalah suatu kebutuhan jiwaku, sebab tidak semua yang ada dalam diriku bisa diceritakan kepada orang lain, termasuk pasangan hidup sekalipun
****
Menulis adalah suatu kebutuhan jiwaku, sebab tidak semua yang ada dalam diriku bisa diceritakan kepada orang lain ….
Dalam dialog pribadi tentang “Webinar Praktik Baik Satu Anak Satu Kurikulum”, di WhatsApp dengan ketua Sawala Indonesia Bermutu Bapak Jaka Warsihna, wadah profesional sejati dari dunia pendidikan Indonesia adalah Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Beliau menuliskan kepada saya “Ada ungkapan bijak yang mengatakan kalau Anda ingin mengetahui dunia BACA, tetapi kalau Anda ingin dikenal oleh dunia TULIS”
Kata-kata ini baru saya dengar dari beliau. Seperti disiram air es malam itu hati saya, adeeem rasanya bisa dialog tentang pendidikan dengan orang hebat nomor satu di Sawala Indonesia Bermutu. Dialog kami malam itu tak lepas dari kegiatan Sawala Indonesia Bermutu yang tidak jauh berbeda dengan kegiatan Agupena (Asosiasi Guru Penulis Indonesia) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jika Sawala Indonesia Bermutu bergerak lebih luas dalam bidang pendidikan secara keseluruhan, Agupena NTT bergerak dalam bidang tulis menulis. Organisasi yang di nahkodai oleh Bapak Thomas Akaraya Sogen, S.Pd., MBA seorang pengawas pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Kupang NTT, juga pengajar Diklat Calon Pengawas pada Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bergerak pelan tapi pasti dan menggurita ke mana-mana.
Dalam jurnal ilmiah “Pen@ Guru” yang diterbitkan oleh Agupena NTT, pada nomor 14 Tahun V, edisi khusus Hari Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2020. Termuat karya ilmiah dari 3 provinsi di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur sebagai tuan rumah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur khususnya dari kota Jombang dan Malang. Hal ini sangat membanggakan kami pengurus Agupena NTT.
… Bagiku facebook adalah jiwaku, kepribadianku, pekerjaanku, duniaku, dan keceriaanku …. |
Hal ini terlihat dalam segala aktivitasku yang terekam dan tersimpan dengan indah dalam facebook atas nama asli saya sejak lahir “Lilis Sutikno” atau “Mbak Pipin”, panggilan kecil saya di Gang Kelinci di Kota Surabaya dengan sebutan kampung bonek Kembang Kuning (bonek adalah istilah suporter sepak bola Persebaya yang artinya Bondo Nekat atau modal tekat dalam dada). Seperti itulah kepribadian saya sebagai arek Suroboyo, suka nekat!.
Lebih dari semua itu, facebook adalah tambang emas bagiku. Mnegapa? Dari aktivitas saya di facebook, menghasilkan uang yang tidak sedikit jumlahnya untukku juga keluargaku. Sebagai istri direktur CV. Bumi Cendana yang bergerak di bidang meubeler, sepatu dengan produksi sepatu dari tenun NTT, juga bisnis terselubung dari aktivitasku sebagai ASN, aktif juga sebagai penjual berbagai kebutuhan rumah tangga hingga promosi buku saya, dan sebagai Marketing Manager Stokis dari obat-obatan herbal Produk HNI. Media facebook menjadi ajang promosi semuanya.
Semua aktivitas bisnis maupun pribadi sebagai ibu rumah tangga, ibu guru cantik, guru inspirsai NTT, sebagai guru di desa, sebagai instrutur provinsi, juga sebagai narasumber literasi nasional, dan juga sebagai istri direktur pemilik pabrik sepatu pertama dan satu-satunya di NTT, tersampaikan pesannya kepada sahabat facebook saya dengan baik. Begitu banyak uang masuk ke rekening saya melalui aktivitas setiap hari di facebook Lilis Sutikno (Mbak Pipin). Terima kasih facebook !.
Dari aktivitas saya di Facebook, orang tak akan ragu jika mau transfer uang berapapun kepada saya. Suatu hari, bisnis saya hasil posstingan di Facebook di trasfer uang 27 Juta cash masuk rekening bisnis saya, untuk membelikan produk yang saya posting di facebook hari itu juga. Sepulang mengajar saya telpon orang yang transfer saya uang 27 Juta tersebut, saya tanyakan “Mama..., itu uang untuk saya ya?...” (Kami orang NTT jika memanggil orang yang dituakan/usianya lebih tua dari kita, biasa memanggil Mama artinya Ibu).
Ibu yang saya telpon menjawab, “Iya ibu guru cantik, Mama titip belikan kain yang sudah diposting di facebook tadi pagi”. Saya balas lagi, “Mama tidak takut saya tipu?..., khan banyak itu uangnya Mama?...” Dari jauh Mama menjawab dengan penuh percaya diri, “Mama percaya ibu guru cantik tak akan pernah berbuat seperti itu pada Mama juga pada yang lainnya.”
Hari itu, saya tak pulang ke rumah. Saya langsung belikan kain yang dimaksud sesuai dengan yang ada di postingan Facebook saya pagi tadi. Dengan riang gembira saya paket dan kemas langsung saya bawa ke tempat pengiriman paket dekat rumah saya di Namosain. Lalu saya foto bukti kirim barangnya kepada Mama yang saya ketahui tinggal di Jakarta itu. Sampai hari ini saya tak kenal beliau secara dekat. Tetapi dari postingan Facebooknya, Mama jual lagi kain tenun tadi lewat instagram beliau. Sayangnya saya tak suka dengan instagram, dan Mama tak suka aktif di Facebook. Setelahnya itu, kami hanya komunikasi lewat WA saja.
… Saya memberi inspirasi kepada semua umat untuk berani menulis dan menerbitkan buku …. |
Pada hari pertama, kelas saya buka dengan materi “Cara Praktis Menulis Buku”. Moderatornya guru tampan anak muda dari program Guru Daerah Khusus Pak Sahat Serasi Naibaho, S.Si., Gr. Beliau guru pada SMP Negeri 2 Dolok Sigompulan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Kelas begitu aktif, dan dari belajar malam itu terkumpul 1 naskah calon buku Antologi dari Kabupaten Belu Adalah seorang suster (biarawati Katolik) bernama Suster Modesta Abuk Manek, SSpS., S.Pd. Beliau adalah kepala SMPK Tunas Harapan Santo Petrus Lahurus. Sekolah di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Judul bukunya “Coretan Pena Sang Musafir”.
Sebagai kepala sekolah, beliau sudah memberikan motivasi menulis bagi peserta didiknya dan telah terbit buku antologi puisi karya peserta didiknya. Buku itu telah dicetak, dengan cover “Mimpi dan Cita-citaku” ISBN : 978-623-7985-97-6, dan “Beringin Tua” ISBN : 978-623-7985-98-3 buku ini menjadi kebanggan terbesar dalam hidup dan karier beliau sebagai guru dan kepala sekolah.
Suster Modesta juga menuliskan kisahnya dalam buku antologi inspirasi bersama peserta lainnya di Kelas WAG MBI, dengan kisah inspirasi yang dikirimkan bercerita tentang kisah hidup inspiratif di sepanjang ziarah dan perjalanan hidupnya sebagai suster dan biarawati, yang mengabdikan dirinya di Kabupaten Belu NTT. Namun yang dibagikan dalam tulisan beliau adalah pengalaman suka duka meniti karier sebagai guru yang menurut beliau dapat menjadi motivasi bagi para pembaca.
Satu dayung, dua dan tiga pulau terlampaui, Allah begitu maha baik pada saya, perjalanan inspirasiku membuat orang suka membaca dan menjadi penulis buku terwujud dengan sangat mudahnya. Lebih berbahagia lagi, ketika Pak Sahat menuliskan kisahnya menjadi moderator untuk pertama kalinya di kelas saya malam itu melalui facebooknya Sahat S. Naibaho.
Pak Sahat adalah peserta Kelas WAG Menulis Blog bersama PGRI, beliau salah satu peserta dari 257 yang memenangkan tantangan saya menulis resume yang di kirim dalam facebook saya dengan alamat blog; https://sahatnbh.blogspot.com/2020/07/guru-dari-daerah-terpencil-di-ntt.html?m=1 . Membaca kisah ini membuat saya bahagia, ilmu yang saya bagikan secara daring dalam Kelas WAG MENULIS BLOG bersama PGRI pusat, membias dengan sempurna kepada peserta malam itu yang terkumpul lebih dari 30 peserta, termasuk istri Pak Sahat juga ikut kompetisi tersebut.
Hari kedua, Pak Sahat menjadi narasumber di Kelas WAG MBI, dengan moderatornya Pak Eko Daryono. Terharu, bahagia, bangga, semua bercampur aduk jadi satu. Tak terasa saya memantau jalannya kelas dari kamar saya di kota Kupang, meleleh air mata haru. Kalau mau dibilang secara kasar, anak kemaren sore sudah dipercaya menjadi Narasumber menulis. Langsung menjadi Narasumber Nasional, itu mungkin yang orang bicarakan tentang saya malam itu!. Tapi saya begitu yakin akan kemampuan intelektualnya juga keberaniannya.
Anak muda ini membuat saya begitu jatuh cinta untuk saya lamar menjadi seperti diri saya. Menjadi intruktur, menjadi narasumber, juga menjadi penulis buku hebat dunia!. Harapan yang selalu terpatri dalam dadaku, bahwa setiap anak didikku juga peserta dalam setiap moment pengembaraanku sebagai guru. Aku selalu berharap dan berdoa tulus kepada Allah, mereka akan menjadi orang hebat, melebihi kehebatan diriku. Aamiin...
Dalam hening malam itu, meleleh air mata haru menyaksikan aktivitas KELAS WAG MBI yang di isi oleh 2 anak muda berbakat dan juga penulis buku hebat dunia. Saya mengangkat tangan seraya berdzikir dan memohon kepada Allah untuk dimudahkan bagi kedua saudara saya yang hebat ini, Pak Eko dan Pak Sahat. Doa terbaik saya panjatkan malam itu untuk keberkahan Allah pada seluruh peserta KELAS WAG MBI yang saya bentuk dengan modal bonek pula.
Semakin saya berdzikir, semakin deras linangan air mata saya tak terbendung, dan dalam linangan air mata haru itu kuucap doa untuk semua yang terlibat dalam kelas saya malam itu yang berjumlah 170 peserta dari berbagai daerah se Indonesia.
Kelasku WAG Menulis Buku Inspirasi adalah kelas tertutup, dan berbayar. Tetapi pesertanya pada semangat luar biasa. Narasumbernya saya pilih sendiri dari para pemenang resume dan mereka yang aktif menghubungi saya secara pribadi. Beberapa narasumber berpengalaman dan penulis hebat saya minta untuk beramal ilmu pada kelas saya juga. Keren kan?....
Diluar dugaanku, cara mengajar Pak Sahat malam itu sungguh luar biasa, saya dibuat terkesima memantau dari laptop munggil saya hadiah kedua menulis inspirasi tingkat Nasional pada tahun 2015. Jargon yang ditawarkan pada peserta malam itu sungguh diluar dugaanku. Pak Sahat menyampaikan 3 M (Menulis... Menulis... Menulis... Mulai... Mulia... Mulia).
Pak Sahat Serasi Naibaho, S.Si., Gr
Pak Sahat guru muda yang cerdas dan hebat, serta berkepribadian yang menyenangkan, malam itu beliau tampil dengan penuh percaya diri. Saya mengikuti perkembangan karier menulisnya sungguh sangat luar biasa. Sebagai Narasumber Nasional Menulis Buku Inspirasi bersama PGRI Pusat pada gelombang 13, ini adalah aktivitas saya mengajar di kelas tersebut yang ketujuh, dan mungkin yang terakhir. Karena perbedaan itulah saya memilih tetap mengajar daring dengan cara saya sendiri.
Allahu Akbar!, sungguh Allah Maha Besar untuk semua anugerah terindah ini. Karena sesuatu dan lain hal, aktivitas mengajar daring saya dibatasi hanya karena warna saya beda. Inilah Indonesia tanah airku, tetapi aku tetap melaju dengan segala mimpiku. Mimpi ingin mencetak penulis buku dunia, dengan gaya dan inspirsaiku. Allah Maha Baik dalam segala hal, dengan cara yang sederhana ini, akan lebih memacu kreativitas saya sebagai guru profesional sejati.
Gaya mengajar saya yang santai dan apa adanya dengan keseharian diri di dunia nyata, membuat peserta diklat menulis online menyampaikan tulisan tersebut juga apa adanya. Apa yang pernah saya sampaikan kepada peserta diklat menulis dalam KELAS WAG (Kelas WhatsApp Group), dengan kalimat “Menulis itu Semudah Ceplok Telur”. Benar-benar terwujud nyata dalam kehidupan di sekeliling saya. Allah sungguh ajaib dalam hidup saya.
Hal ini tercermin pada buku para peserta diklat daring saya yang lalu, mereka menampilkan saya sebagai PAKAR MENULIS BUKU. Dalam buku perdana Pak Sahat Serasi Naibaho, S.Si., Gr, beliau menuliskan tentang saya dalam bukunya “Rahasia Menulis sampai Menerbitkan Buku Bersama Para Pakar”. Tulisan tentang gaya saya mengajar diabadikan dalam buku tersebut pada halaman 82-87, dengan judul “Guru Daerah Terpencil Berkarya Luar Biasa”
Buku karya Pak Sahat S. Naibaho,S.Si., GR
Buku-buku yang lainnya dari peserta diklat online WAG Belajar Menulis, ada dari Kalimantan Pak Rahmadi, S.pd., M.Pd.I dengan judul “Langkah Jitu Menjadi Penulis dari Nol”, beliau adalah guru dari Departemen Agama Provinsi Kalimantan Selatan. Tulisan beliau sederhana dan apa adanya, sama dengan gaya mengajar saya. Maka, apa yang saya sampaikan-pun beliau tulis apa adanya, “Menulis semudah ceplok telur” ha ha ha . . .
Pada halaman 3, “B. Berguru Kepada Guru Inspiratif Dari NTT”, dengan bahasa sederhana beliau tuliskan apa yang saya sampaikan tanpa diedit sedikitpun. Tulisan itu berbunyi, “Menulis adalah semudah ceplok telur, maka menulislah. Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, maka menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan kita.
Buku lainnya lagi dari Pak guru ganteng dari UPT SDN 14 Lunang. Penulinya bernama Nafrizal Eka Putra, M.Pd berasal dari Koto Gunung Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Dalam bukunya “Menjadi Penulis Itu Keren”, dalam buku ini beliau menuliskan tentang saya pada halaman 35, BAB VIII dengan judul “Kembang Seroja Mekar di Antara Dua Dunia”. Membaca tulisan ini saya serasa terbang ke awan, ha ha ha...
Buku Pak Rahmadi, S.Ag., M.Pd.I
|
|
Buku Pak Nafrizal Eka Putra, M.Pd |
Dalam goncangan problematika dalam kehidupan saya sebagai wanita karier maupun sebagai istri dan ibu dari kelima anak saya, Fitri, Taufiq, Ayu, Iqbal dan Riski. Allah memberikan saya anugerah talenta yang luar biasa, melalui inspirsai tulisan saya yang telah menjadi buku best seller nusantara, juga tulisan yang mengajak teman, sahabat, saudara dari berbagai pofesi se Indonesia untuk menulis buku, telah terwujud nyata.