BU GURDES JADI KEPALA SEKOLAH (3)

 

IBU GURU DESA JADI KEPALA SEKOLAH

(Catatan perjalanan mengikuti Diklat Calon Kepala Sekolah)

Judul:

Jadi Kepala Urusan Kurikulum Guru Menulis Se-Indonesia

            Malam ini Bu Gurdes selesai mengikuti rapat pemantapan pelantikan pengurus pada AGUPENA Nusantara Periode 2021 s.d 2026. Bu Gurdes dipercaya sebagai Ketua Bidang Pelatihan, Penulisan dan Perbukuan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Guru Penulis Indonesia. Bu Gurdes selesai mendarat di Kupang Nusa Tenggara Timur tepat pukul 00.00 WITA. Dalam rapat dibahas tentang kegiatan pelantikan dan peran Bu Gurdes pada organisasi profesi guru yang sangat di segani di Indonesia.

Tepat pukul 00.00 WITA kami usai rapat melalui google meet dari kota Makasar Sulawesi Selatan

Organisasi yang banyak melahirkan penulis berbakat ini, akan genap berusia 15 tahun nanti tepat pada tanggal 28 November 2021. Ketua Umum Bapak Muhammad Ardy, menyampaikan bahwa tugas Bu Gurdes nanti sangat berat. Sebab bidang Pelatihan, Penulisan, dan Perbukuan (PPP) itu adalah jantungnya AGUPENA, jika di sekolah beliau adalah kepala kurikulum. Bayangkan saja Bapak Ibu, Bunda Lilis ini yang mengatur kurikulum Agupena se-Indonesia.

“Seperti saya katakan tadi diawal, ibarat jantung manusia. Bidang PPP jika berhenti, maka berhentilah Agupena Nusantara!”.  Demikian yang disampaikan ketua umum Agupena pada rapat persiapan pelantikan pengurus Agupena periode 2021 s.d 2026, dan lounching 15 buku milik anggota Agupena seluruh Indonesia.

Alhamdulillah buku hasil belajar menulis dalam KELAS WAG MBI (Kelas belajar menulis pasti menjadi buku ber-ISBN) yang dinahkodai oleh Bu Gurdes dapat memberikan 9 buku untuk kegiatan lounching buku pada puncak acara pelantikan sekaligus perayaan ulang tahun ke-15 Agupena Nusantara. Rasa haru yang luar biasa, bisa membawa peserta dalam KELAS WAG MBI untuk tampil di tingkat Nasional.

Bersyukur kepada Allah Swt, bahwa kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah Kabupaten Kupang bisa berjalan dengan baik hari ini. Meskipun ada sedikit kendala di sekolah tadi pagi terkait dengan raport sekolah yang harus diunduh dari internet. Tepat pukul 14.35 WITA, Bu Gurdes baru mendapatkan bahan untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Karena lelah dengan keadaan yang ada, Bu Gurdes tak mau melihat sedikitpun tugas-tugas Diklat Calon Kepala yang sedang di ikutinya. Bu Gurdes lebih memilih untuk istirahat setibanya di rumah. Tidur dan melupakan semua kejadian pahit di sekolahnya pagi tadi. Menjelang adzan maghrib, Bu Gurdes bangun dan mencari cucunya yang cantik jelita, Azkia namanya.

Semua orang, dan seisi rumah mencari Azkia petang itu, karena begitu adzan maghrib Azkia harus mengaji di masjid dekat rumah. Setelah lelah mencari Azkia tak juga ketemu, Bu Gurdes masuk ruang buku (Perpustakaan mini miliknya). Sebab biasa Azkia suka bermain dalam perpustakaan mini milik Bu Gurdes yang penuh dengan buku-buku koleksi Bu Gurdes selama ini. Azkia suka membuka-buka buku koleksi Bu Gurdes, kadang tangan jahilnya mencorat-coret buku koleksi Bu Gurdes.

Alhamdulillah, Azkia ditemukan tidur sembunyi di pojok lemari buku dalam ruangan perpustakaan milik Bu Gurdes. Serta merta Bu Gurdes menggendongnya dan dibawa ke kamar mandi lalu dimandikan, dan siap diantar ke masjid bersama Bu Gurdes melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Usai sholat berjamaah, Bu Gurdes harus menunggu Azkia mengaji pada Ustadz yang ada di masjid.

Sambil menunggu Azkia mengaji, Bu Gurdes merenung pada kejadian seharian tadi di sekolah tempatnya magang sebagai peserta diklat calon kepala sekolah pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. Pekerjaan yang seharusnya bisa Bu Gurdes dapatkan sejak kemaren atau paling lambat tadi pagi, mengapa harus dapat pada pukul 14.30 WITA dengan harus menguras energi dan mengendalikan emosi dalam-dalam. Mengapa?...