BELAJAR DARI PRESIDEN RPI (RUMAH PRODUKTIF INDONESIA)
MOTIVASI
ITU MENGGERAKKAN TANGANKU UNTUK BELAJAR LAGI
Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H
Kepala SMP Negeri 3 Kupang Barat
Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur
Kisah ini saya ambil dari
organisasi yang membuat kita maju kedepan dengan senang dan penuh gembira.
Namanya Rumah Produktif Indonesia (RPI). Banyak hal yang bisa kita kerjakan
dalam RPI salah satunya saya aktif dalam dunia literasinya.
Memberikan motivasi
menulis bagi penulis pemula. Khususnya di lingkungan kerja saya
kabupaten
Kupang dan Nusa Tenggara Timur, serta berdampak pada guru-guru dan penulis buku
pemula di seluruh Indonesia. Dan ada beberapa yang yang saat ini menjadi
mahasiswa kedolteran di London Inggris.
Kisah ini saya ambil dari
isi chating kami pengurus RPI dari seluruh Indonesia. Presiden RPI Bapak
Yanuardi Syukur bercerita tentang kemampuan bahasa Inggrisnya saat ini bermula
dari belajar bersama teman Indonesia yang kuliah di luar negeri.
Beliau adalah guru saya
menulis pertama kali, hingga menghasilkan karya buku yang luar biasa. Dari
sentuhan lembut tangan beliau sebagai editor buku saya pertama, “GURU adalah
INSPIRASI Serial PELITA KAMPUNG BETA JEJAK JUANG GURU DESA DI NTT”.
Buku yang saya cetak
sendiri, saya jual sendiri dan hingga kini telah tersebar di seluruh Indonesia
dan lebih dari 5 Negara di dunia, yaitu Amerika, Cina, Singapore, Malaysia, dan
Denmark, serta Timor Leste. Buku itu dibeli mantan anak murid saya yang bekerja
di negara tersebut. Hingga hari ini, buku itu terus produksi sedikit demi
sedikit hingga menuju tujuh ribu buku.
Mantan murid saya, beberapa
orang membelinya dengan uang dolar. Jujur ini merupakan apresiasi tersendiri
bagi saya yang hanya seorang guru di desa pada saat itu. Sentuhan tangan lembut
beliau yang mengobarkan semangat juang saya untuk membangkitkan literasi di
setiap dada warga negara Indonesia.
Tulis beliau dalam
WhastAap tertanggal, 25 September 2022 yang dikirim tepat pukul 10.00 WIB,
sebagai berikut: “Cerita tentang pertemuan dengan orang-orang di Washington.
Oya, saya dulunya itu ngak PD (Percaya Diri) dengan bahasa Inggris dan luar
negeri, tapi saya dapat inspirasi dari Ust @Ismail Suardi Wakil Ketua RPI Rumah
Produktif Indonesia) dari Negara TURKI yang saat itu sudah pergi ke berbagai
negara.
Dulu komunikasi saya dengan
beliau via email. Email lama saya yankoer@yahoo.com. Sejak kenal itu dan dapat
kenalan lainnya, saya jadi belajar, hidup ini kan cuma sekali, kenapa tidak
maksimalkan potensi sebaik-baiknya? Kemudian saya mulai berkenalan dengan yang
di luar negeri, mulai dari Turki.
Kawanku di Turki sudah 2
kali ke Indonesia, cuma belum sempat ketemu. Temannya di Indonesia adalah teman
saya juga, seorang pensiunan salah satu kementerian di Jakarta. Ikut berbagai
kegiatan internasional lama-lama jadi mulai terbiasa.
Walau bahasa Inggris belum
sempurna, tetapi kita bisa belajar terus, dan tidak merendahkan diri sendiri.
Sebab, Allah telah "memuliakan anak cucu Adam". Berarti, anak cucu
Adam itu bisa jika mereka mau berusaha”.
Dalam balasan lainnya,
sahabat kami pengurus RPI berkomentar juga, namanya Pak Emil. “Setuju Mas Yan,
mindset sudah harus di rubah, persoalannya bukan lagi pada bisa atau tidak
bisa, tetapi mau atau tidak mau. Banyak jalan untuk mewujudkan cita-cita. Jika
niat baik karena Allah SWT, pasti Allah akan bantu.
Memiliki banyak sahabat,
berkawan, bersenang-senang dan bergembira itulah slogan dari RPI yang dipimpin
beliau. Membuat sayapun senang dan gembira tak ada beban untuk melaksanakan
program-program beliau. Dari Pengurus RPI NTT sendiri hingga saat ini kami
telah melaksanakan diklat RPI dan menghasilkan 2 buku ber-ISBN pada masa
pandemi yang lalu.
Tahun ini kami akan
mengadakan diklat lagi, agar semangat litearsi terus berkobar di dada kami para
pengiat literasi di Nusa Tenggara Timur, Flobamora tercinta. Dengan slogan
literasi yang tak pernah padam “Jangan mencari waktu luang untuk menulis,
tetapi luangkan waktu untuk menulis, sebab menulis itu semudah ceplok telur”.
Memang bunda Lilis sangat luar bisa, saluuuttt, semangat terus Bundaku!. Teruslah menginspirasi, berbagi ilmu, berloterasi untuk negeri sendiri bahkan sampai luar negeri. Guru memang harus terus belajar walaupun sudah mengajar agar tidak tertinggal. Salam sehat Bunda, salam literasi, Majulah Literasi Indonesia. SEMANGAT!
BalasHapusMatur nuwun njih bu, bukunya njenengan sudah dalam proses cetak bu. Semoga lancar njih
HapusMasya Allah ibu guru cantik
BalasHapusTulisan yang menginspirasi
Buku Bu guru telah tersebar kebanyak tempat di Indonesia dan luar negri. Luar biasa
Terima kasih maaf, baru balas
Hapus