PERTEMUAN KE-4 KBMN PB. PGRI
PAK
EKO DAN BEBEK KECAP
Karya buku editor Pak Eko Daryono, S.Kom
Malam ini Senin, 16
Januari 2023 saya tertidur usai adzan isya’. Saya lanjut sholat isya, dzikir
dan baring-baring di tempat tidur. Tempat tidur springbed karya anak bangsa
Pulau Solor Desa Watobuku Lamakera Flores Timur Nusa Tenggara Timur.
Dialah kekasih hati
belahan jiwa Bunda Lilis Sutikno yang asli arek Suroboyo kota metropulitan ke-2
se-Indonesia. Seperti pepatah bahasa Indonesia, “Asam di darat, ikan di laut,
bertemu dalam satu belangga”.
Seperti itulah Bunda
Lilis dan Pak Udin (Alauddin Haji Kamaluddin, A.Md) Sarjana muda ahli madya Manajemen
Ekonomi dari Universitas swasta di kota Kupang-NTT. Bagaikan bumi dan langit
pernikahan suci yang terjadi di kota Surabaya antara saya dan suami.
Hingga lima anak kami
lahir, dan mulai mengerti arti warna. Mereka berbicara secara spontan, “Bapak
dan Mama bagaikan kopi dan susu”. Ha ha ha . . . warna kulit kami berbeda,
suami hitam legam, rambut keriting, tinggi dan berhidung mancung. Sementara
saya kulit putih rambut lurus sedikit berombak, serta cantik kata bapak saya K.
Herly Sutikno (Almarhum). Ha ha ha . . .
Itulah perbedaan antara
kami berdua, budaya, adat istiadat, bahasa, dan kebiasaan kami beda, dan sangat
berbeda. Hingga saat ini, kami memiliki lima cucu, perbedaan itu belum 100%
bisa kami satukan. Kami sadar ada amanah yang harus kami emban sebagai orang
tua juga kakek dan nenek bagi cucu-cucu kami.
Alasan itulah kami tetap
bersama, bersatu dalam suka dan duka. Mulai masalah kecil, angin kecil, angin
ribut, hingga badai tropis yang dikirimkan Allah berupa angin seroja yang
memporak porandakan tatanan kehidupan sebagian kecil Nusa Tenggara Timur.
Ketika badai angin tropis
seroja berkunjung ke NTT 5 April 2021, kota Kupang yang paling parah. Hingga
rumah kami yang sebagian atapnya terbawa angin seroja. Kami tetap jaya... kami
tetap menajalani kehidupan sebagai suami istri yang penuh tanggung jawab kepada
Allah SWT, dan cinta kasih kepada keluarga, anak serta para cucu.
Hingga saya mencapai
karier sebagai kepala sekolah pada SMP Negeri 3 Kupang Barat, kabupaten Kupang
Nusa Tenggara Timur. Semua itu atas ridho suami, tanpa ridho suami saya tidak
akan sampai pada puncak karier saya sebagai guru.
Alhamdulillah, Allah
memberikan saya kenikmatan hidup dalam berumah tangga, juga berkarier sebagai
ASN (Aparatur Sipil Negara). Hingga saya bermetamorfosa menjadi penulis hebat
dunia. Dalam buku perdana saya yang sudah terbang ke berbagai negara di beli
oleh mantan murid yang menjadi tenaga kerja Indonesia di Arab, Jepang,
Tiongkok, Republik Rakyat China, Amerika Serikat, Florida, Mesir, Denmark,
Singapore (terbanyak ke-2), Malaysia (Buku saya terbanyak beredar di Negara
ini), Tunisia, Libya (di beli mahasiswa Indonesia yang sekolah di Libya).
Beberapa negara saya lupa.
Semua negara yang saya
sebutkan di atas, buku saya telah ada. Seperti J.K Rowling pada cetak buku
pertamanya seribu buku. Seperti itu pula saya mencetak buku saya perdana ini
sebanyak seribu buku. Hal ini saya ketahui dari kisah J.K Rowling pada alamat
bacaan di sini: https://blogunik.com/kisah-hidup-j-k-rowling-yang-inspiratif/#.Y7N4fGxuHME.whatsapp
Karena buku perdana ini,
saya banyak dikenal orang melalui karya tulis saya. Selanjutnya baru saya
memperbanyak karya buku saya melalui buku antologi, menulis karya tulis ilmiah.
Niat saya menulis sekedar mengembangkan hobi dan menampung rasa kesal dalam
dada untuk menghilangkan rasa kesal dan merubahnya menjadi ikhlas dalam
menerima takdir Allah.
Menulis membuat saya
terhibur, dan melupakan semua beban dalam dada saya. Banyak hal yang saya
rasakan menyesakkan dada, tiba-tiba hilang lenyap bersama hadirnya karya tulis
saya. Baik karya tulis ilmiah maupun karya tulis berupa buku kisah inspirasi
seperti buku ini.
Buku perdana yang berhasil cetak hingga menuju ke
3.000 buku saat ini (Awal tahun 2023)
Dengan hadirnya buku ini.
Saya mulai bergabung pada komunitas menulis buku pada banyak organisasi. Salah
satunya KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) PB. PGRI. Hari ini dengan
materi, “Menulis Buku Dari Karya Ilmiah”. Oleh narasumber Pak Eko Daryono,
S.Kom dan moderatornya ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd.
Perkenalan saya dengan
Pak Eko ketika saya menjadi narasumber pada KBMN gelombang ke-12. Pak Eko salah
satu pemenang menulis resume materi, “Menulis Kisah Inspirasi”. Selanjutnya
saya minta tolong Pak Eko membantu menjadi narasumber pada kelas kecil saya di
Nusa Tenggara Timur. KELAS WAG MBI (Kelas WhatsApp Group Menulis Buku
Inspirasi). Dari kelas ini muncul GEMA (Gerakan Mulia Menulis AGUPENA).
AGUPENA adalah Asosiasi
Guru Penulis Indonesia). Gerakan Mulia Menulis Agupena, kini telah sampai pada
angkatan ke-3. Alhamdulillah Pak Eko tetap menjadi narasumber dengan spesial
materi “The Power Of Pada Suatu Hari”. Materi Pak Eko yang ini ringan dan
sangat menginspirasi orang untuk menulis.
Pada KBMN kali ini, materi
Pak Eko berat, sangat berat. Menurutku materi Pak Eko seberat gunung uhud di
Mekah. He he he ..... Baiklah saya akan membuat resume pertemuan ke-4 ini
langsung pada materi yang disampaikan Pak Eko dalam kelas WhatsApp group KBMN
gelombang 28.
Sebelum masuk ke materi
ini, ada pesan moderator ketika membuka kelas. Saya jadi teringat salah satu
tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan
passion sebagai “The fuel for will”
atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita
sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan
tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.
Inilah komitmen dan
konsisten dalam menulis, sama halnya saat kita melakukan suatu analisis,
menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam
karya tulis yang kita kenal karya ilmiah. Namun sayangnya terkadang karya
ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari kita dan di perpustakaan dan terkadang
terlupakan.
Malam ini kita akan
bersama mengubah karya ilmiah kita menjadi sebuah buku sesuatu yang berharga
sehingga pengalaman kita dalam melakukan penelitian dapat dikenal bahkan dapat
bermanfaat banyak bagi orang lain.
Sesuai dengan isi tema kita
malam ini kita akan menjadikan karya
ilmiah menjadi sebuah buku. Materi malam ini adalah “Menulis Buku dari Karya
Ilmiah yang akan disampaikan oleh Narasumber kita yang hebat Bapak Eko Daryono,
S.Pd”. Profil Pak Eko Daryono (Mr. Yons), dapat kita buka bersama pada link di
bawah ini: https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html
Beberapa menit
kemudian Pak Eko Daryono, S.Kom masuk kelas dengan mengucapkan salam kepada
peserta seluruh Indonesia, yang berjumlah seribu orang. Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, sapa Pak Eko dari lereng Gunung Lawu Karangayar
Jawa Tengah. KBMN Angkatan 28 memang hebat!. Puji Pak Eko kepada peserta.
Pak Eko langsung tancap
gas, dan mengatakan bahwa, “Materi yang saya bawakan malam ini adalah Menulis
Buku dari Karya Tulis Ilmiah Lebih tepatnya Menerbitkan buku dari Karya Tulis
Ilmiah.
Tema yang sekilas
teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI
menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan
oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada
standar isi buku.
Meski demikian, standar
tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi. Saya
mulai dari apa KTI (Karya Tulis Ilmiah) itu. Dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor
2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian,
dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang
memenuhi kaidah ilmiah.
Apa sajakah yang termasuk
KTI? Secara umum KTI ada dua, yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku. KTI Non buku
antara lain: KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar: 1) Tugas akhir: 2) Skripsi;
3) Tesis, dan 4) Disertasi.
Sedangkan KTI hasil
penelitian, adalah: 1) PTK; 2) PTS; 3) Best Practice; 4) Makalah; 5) Artikel,
dan; 6) Jurnal Ilmiah. KTI berupa ulasan atau resensi KTI Buku berupa Buku
Bahan Ajar: 1) Diktat; 2) Modul; 3) Buku ajar; 4) Buku referensi.
Buku Pengayaan meliputi:
1) Monografi; 2) Buku teks; 3) Buku pegangan; 4) Buku panduan. Dan Buku
kompilasi: 1) Bunga rampai; 2) Prosiding. Ternyata tidak semua KTI itu berupa
buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu
berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian
dan sifat publikasinya pun terbatas.
Bagaimana struktur
penulisan KTI? Umumnya seperti struktur bab berikut ini, perhatikan dengan baik
langkah-langkah jika bapak dan ibu akan merubah PTK/PTS menjadi buku ber-ISBN.
Struktur di atas umumnya
dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI
sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di
setiap kampus.
Apa sih perbedaan laporan
KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku?.
Secara subtansi isi,
tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena
sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan dari isi laporan KTI.
Secara sistematika,
tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian
sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak
kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab.
Secara Bahasa, meski
sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa
dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata
seperti penelitian ini, peneliti, teman
sejawat, penulis.
Bagaimana
cara mengkonversi KTI menjadi buku?
1.
Memodifikasi
Judul
Judul KTI umumnya mengandung
unsur: variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik
tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang
punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan
mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
Contoh buku konversi dari hasil penelitian
Pak Daryono:
Contoh 1
Contoh 2
2.
Memodifikasi
Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI
Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika
dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Nah pada saat
laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya
sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab
yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
3. Modifikasi Bab I
Bab I yang biasanya
PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA
atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.
Pada konversi PTK yang
saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA
PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi
poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena
kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca
merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku
Adapun secara struktur,
tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan,
tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar
belakang. Dalam bentuk narasi yang mudah dipahami oleh pembaca, sehingga
pembaca tidak bingung dan mudah membuat bukunya.
a)
Modifikasi
Bab II
Pak Eko memberikan contohnya
isi bab II dari PTK yang beliau susun (Gambar 1). Dimana susunan bab dan sub
bab di bawah ini dirubah dalam gaya penulisan buku, sehingga menjadi beberapa
bab (Gambar 2), sebagai berikut:
Gambar
1
Gambar
2
5.
Modifikasi Bab III
Substansi
bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data
(instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya.
Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau
menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.
a)
Menghilangkan
bab 3
Maksudnya keseluruhan isi bab 3
dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya
b)
Menginclude
bab 3 di bab 2
Maksudnya konsep pokok terpenting
dari bab 3 digabung dalam bab 3.
Mari kita kembali ke gambar 2 di atas. Misal
dari contoh ini, langkah-langkah tindakan saya include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan Every One is Teacher Here
Menggunakan Model Tindakan Kelas.
c)
Menarasikan
bab 3 di awal bab pembahasan
Maksudnya menyampaikan substansi isi
bab 3 sebagai awal pembahasan, sebagai contohnya berikut ini:
Namun narasi tersebut
butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN,
maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan. Paling menantang
pada bagian ini, butuh ekstra di bagian Bab III. Memang butuh mentoring untuk
editingnya
6.
Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan bagian
inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul
Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul
buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN
TIK.
Pada buku bab IV dapat
dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang
menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari
setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai
pendukung.
Misalnya saya pernah
mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur.
Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan.
7.
Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil
penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP.
Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan
dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan
hasil penelitian. Pak menyampaikan bahwa, “Saya pernah mengedit desertasi yang
bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku”.
8. Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan
hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data
mentah. Hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku.
a)
Pertama
Keaslian
laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya
seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku,
maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang
oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi
desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine
untuk pengecekannya.
b)
Kedua
Menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Include
saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan
dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis
menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan
bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para
pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.
c)
Ketiga
Memilah dan memilih data
yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan
tidak bombastis.
d) Keempat
Modifikasi
bahasa buku. Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan
berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini,
peneliti, bahkan penulis.
e) Kelima
Hindari
pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
d) Keenam
Wajib menuliskan
semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung
keabsahan buku.
e) Ketujuh
Memperhatikan kaidah penyusunan buku
ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB
“Demikian sajian saya, tepat 1 jam
pemaparan. Saya kembalikan kepada Ibu Nur selaku moderator”. Kata Pak Eko mengakhiri
pertemuan ke-4 dalam KBMN PB. PGRI.
Materi
ini berat, sungguh berat bagi saya. Karena berat maka saya berikan judul
tulisan saya ini “Pak Eko Dan Bebek Kecap”. Biar terasa ringan. Dari gambar
flayernya saja saya sudah alergi untuk berpikir kritis dan berpikir cerdas. He
he he . . . Karena komitmen dalam diri ingin lulus dan memenuhi kewajiban untuk
lulus dalam KBMN maka jadilah resume ini. Dalam waktu 4 hari baru bisa selesai.
Pak
Eko menyampaikan pesan sebelum memulia tanya jawabnya, sebagai berikut: “Terima
kasih atas atensi dan apresiasinya. Saya yakin dari 1000-an peserta di sini
sudah memiliki karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk. Jangan biarkan
bersembunyi dalam almari buku di rumah. Konversi dan jadikan cuan...”
|
|
Suasana belajar saya bersama komunitas
Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Angkatan ke-28 (Pertemuan ke-4) |
Pada
bagiadi atas, saya membaca chat WhatsApp, hari pertama Pak Eko usai mengajar. Saya
mulai makan di tengah malam dengan bebek kecap buatan saya sendiri. Sambil
diskusi tentang materi Pak Eko yang saya rasakan sungguh berat. Saya memang
pakar menulis semudah ceplok telur. Tetapi bukan tulisan yang bersifat ilmiah
dan membutuhkan data-data dan angka-angka. Ha ha ha . . .
Sambil
makan di tengah malam, berteman nasi bebek kecap dengan suasana di luar rumah
hujan rintik-rintik menambah syahdu malam ini. Saya lanjutkan lagi tulisan ini
ke pokok pertanyaan teman-teman se-Indonesia.
SESI TANYA JAWAB
1. Bagaimana
cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak
sekedar copas saja?.. contohnya? (Ibu Lely)
Jawab: Sumber Asli. Peraturan
Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:
“Karya
tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang
dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang
dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Modifikasi
“Karya
tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian
dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang
memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)
2. Bisakah
Best Practise dijadikan buku? (Hery Setyawan, Jakarta)
Jawab: Bisa banget
3. a)
bagaimana caranya mebuat buku dari hasil
penelitian yang failnya sudah hilang
apakah
mengetik
ulang atau bagaimana mohon
pencerahnya.??
b) Bagaimana
merubah dari hasil laporan karya ilmiah.
menjadi suatu artikel yang menarik? (Amin Kurniawan, Ponorogo - Jawa
Timur)
Jawab:
(a) Kalau
ada naskahnya bisa discan kemudian dikonvert ke doc,
(b) Artikel
atau buku? Kalau artikel, ringkas isi LKI-nya kemudian modifikasi judul yang
menarik.
4.
Luar biasa materi yang diberikan oleh
Bapak Eko, Menjadikan karya tulis menjadi Buku sepertinya membutuhkan
"KEBERANIAN". Bagaimana agar buku modifikasi kita tadi sesuai kaidah
penulisan? Mohon penjelasannya (Teguh Wiyono)
Jawab:
Pahami kaidah penulisan
buku termasuk didalamnya
struktur dan kebahasaan
buku.
5. Maaf tadi disampaikan oleh Mr. Yons. Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI
STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK.
Bab VI atau
Bab VI?
Hanya saja,
isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan
temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Tolong contoh konkrit dari kalimat
diatas Mr. Yons? (There)
Jawab:
Misal modifikasi PTK
saya, bab VI : Pembelajaran
TIK dengan penerapan
strategi Tim Quiz mampu
menciptakan iklim belajar
yang aktif, interaktif,
kolaboratif serta dapat
membangkitkan semangat
belajar……
Strategi Tim Quiz yang diterapkan dapat
berhasil jika ada dukungan ……. Sebaliknya jika dukungan tersebut kurang optimal
maka capaian yang diharapkan dari
Strategi Tim Quiz … tercetak tebal merupakan implikasi sekaligus
rekomendasi di bagian penutupnya
6. a) Apakah dalam modifikasi ke buku, berarti tidak
boleh lagi ada sub bab? Lalu bgmn kalau uraiannya ternyata mg memerlukan
rincian?
b) Apakah pemahaman tentang modifikasi bab. IV dalam
Laporan penelitian, dapat disamakan atau
menjadi jawaban permasalahan?
c)
Modifikasi lampiran, berarti berupa data (hasil
analisis), atau deskripsi data?
d) Maksudnya wajib mencantumkan semua pustaka yang
dipakai sebagai rujukan itu, tidak harus yang ditampakkan di uraian seperti
halnya laporan penelitian/tulisan ilmiah? Melainkan yang dirujuk penulis dalam
uraiannya? (mendasari/menguatkan)
pendapatnya? (HR. Utami, Semarang – Jawa Tengah)
Jawab:
(a) Boleh,
hanya diupayakan tanpa penomoran agar tidak terkesan kaku.
(b) Bisa.
(c) Instrumen
yang mendukung isi.
(d) Semua
kutipan yang diambil dalam isi buku wajib dicantumkan daftar pustakanya. Jika
khasanah kekayaan pustaka kurang mendukung maka dapat ditambah tidak harus sama
dengan laporan KTI aslinya.
7. Anak saya yang nomor 2 lomba Karya ilmiah
internasional di Hongkong meraih medali emas
dan anak saya yang nomor 4 lomba tingkat nasional juara harapan 1. Apabila
hasil karya ilmiah anak, saya jadikan buku apakah diperbolehkan?. (Umatun Nur
Islamiyati peserta KBMN ke 28 dari Kemenag Kab Magelang-Jawa Tengah).
Jawab:
Boleh banget, wah luar
biasa putranya...
8. Menarik sekali menyimak pemaparan dari narasumber
terkait skripsi/tesis/karya ilmiah menjadi sebuah buku solo. Bagaimana dengan
proposal P5, bisakah menjadi sebuah buku? Bagaimana tahapannya agar menjadi
buku yang menarik? (Wahyuning Fatimah, Jakarta)
Jawab:
Maksudnya
proposal seperti apa ya Bu Wahyu. Jika ingin membuat buku penerapan tema P5
didukung dengan aktivitas dan dokumentasi akan sangat menarik.
9. Menulis Buku dari KTI, berarti mengubah laporan
menjadi buku. Pertanyaannya: Apakah buku yang berasal dari laporan tidak
termasuk KTI? (Imro’atus Sholihah, Jombang – Jawa Timur)
Jawab:
Termasuk Bu,
sesuai dengan kaidah buku 4 PKG. Tadi di atas dua klasifikasi KTI.
10. Apakah ada buku khusus dijual bebas yang menjelaskan
tentang bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku? (Saepul Hikmah dari
Rengasdengklok)
Jawab:
Bisa
pesan ke Tim Solid Omjay Pak Saeful. Setahu saya yang ada Panduan Belajar
Menulis Writing Is My Passion. Kalau
buku khusus saya belum tahu Pak, coba browsing.
11. Pada pembuatan buku, lampiran KTI diubah menjadi
instrumen penelitian dan data-data matang, bukan data mentah. Bisa diberikan
contoh seperti apa data matang dan data mentah ini Pak Eko? (Dyah-Bandung)
Jawab:
Data
mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang
mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik
12. Materinya sangat komplit... pertanyaan
saya...judul tesis saya Manajemen pendidikan karakter santri kira2 apa judul
yang menarik klau ingin di jadikan judul buku? Bagaimana cara awal kita menulis
buku dari skripsi atau tesis kita? (Sri Mulyati, Cirebon)
Jawab:
Judul
tersebut sudah menarik Bu, singkat dan menggugah minat untuk membaca. Setelah
judul, modifikasi bab-nya Bu.
13. Pak Eko, saya boleh minta contoh ini (Ketiga) “Memilah
dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku
berbobot dan tidak bombastis”, maksud dari data matang seperti apa? (Ririn Siti
Maemunah, Bandung Barat)
Jawab:
Sama
dengan jawaban untuk pertanyaan Bu Dyah-Bandung : Data mentah, misalnya data
nilai keseluruhan siswa. Data matang: siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM
kemudian disajikan dengan grafik.
14. Apakah kita bisa membuat buku yang menceritakan
tentang KTI tersebut. Jadi dalam buku tersebut dari awal hingga akhir seperti sharing
pengalaman. Contoh dari best practice ke buku. (Syarif, Kalimantan – Tengah)
Jawab:
Best
practice sangat bisa jadi buku Pak Syarif. Saya banyak editing karya sejenis
ini.
15. Bolehkah
KTI orang lain , kita yang jadikan buku? (Suhaimi)
Jawab:
Boleh bu,
tapi nama penulisnya ya yang punya KTI bukan kita.
16. Dalam paparan narasumber tentang modifikasi bahasa
buku disebutkan bahwa harus menghindari pemakaian penanda transisi seperti kata
menurut hal itu, sesuai dengan
pendapat, lebih lanjut si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut, dll. Padahal
dalam pengambilan kutipan harus menyebutkan itu dari narasumber, menurut ....
sesuai dengan pendapat ... Jadi bagaimana cara/teknis untuk menunjukkan bahwa
tulisan itu adalah berdasar pendapat ahli. (Rosjida Ambawani dari Ciamis)
Jawab:
Sumber kutipan ditaruh di bagian akhir Pak, seperti model Harvard. Ini
contohnya Pak:
Sumber Asli. Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:
“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya
disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review),
kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau
kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Modifikasi
“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan
perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan,
ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah
(Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014).
17. Laporan PTK dapatkah di ubah menjadi buku?. Apakah
sama prosedurnya? (Anastasia Ninotshka, S.Pd, Nabire Papua Tengah)
Jawab:
Wah luar
biasa dari Nabire. Sangat bisa bu, prosedur sama.
18. Salam hangat Mr. Yons, wah luar biasa
penjelasannya. Saya belum pernah mengubah KTI menjadi buku apalagi untuk
kenaikan pangkat, sepertinya memerlukan ketelitian, mohon dapat menjelaskan
pada bagian: (1). hindari pengambilan kutipan yang berantai? sedangkan pendapat tersebut sudah tertera di
Tesis kita, kok harus dihindari ? (2).
Mohon penjelasannya kaidah penyusunan buku ber ISBN ? Kalau ada panduan
bolehkah kami dibagi ? (Farida Lisanti, Musi Rawas)
Jawab:
(1) Maksudnya
kutipan berantai Si A seperti dikutip si
B menyatakan bahwa...... Intinya ambil sumber pertama. Kutipan dalam buku
tidak harus sama persis dengan kutipan di tesis, bisa berkurang bisa bertambah.
(2) Buku ber-ISBN biasanya minimal 60 halaman. Bagian buku ber-ISBN biasanya
seperti di bawah ini susunannya.
(a) halaman-halaman
awal (preliminaries) yang mencakup judul, kata pengantar, aneka daftar seperti
daftar isi, dan daftar tabe/lampiran
(b) isi
utama (main body) yang mencakup pendahuluan, isi, penutup.
(c) Halaman-halaman
akhir (reference-matter) yang mencakup daftar pustaka, lampiran, dan biodata
penulis.
19. Ketika KTI sudah menjadi buku, Apakah temuan-temuan
yang didapatkan masih bisa dijadikan referral atau referensi? (Afida, Sampang,
Madura – Jawa Timur).
Jawab:
Sangat
bisa
20. Dari apa
yang dipaparkan Mr. Yons sangat luar biasa. Bagaimana kita membuka cakrawala
kita dalam mengkonversi KTI menjadi buku yang menarik, buku yang memiliki daya
jual.
Jawab:
Tinggal memodifikasi saja.
Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang
bermanfaat menjadi ladang amal kita.
Penutup pada pertemuan
ini pesan Pak Eko, Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku
adalah: “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara
dan teman bicaranya adalah HATI”. Kejujuran adalah hal yang utama. Demikian
paparan saya. Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu
Banyak hal yang kurang
berkenan saya mohon maaf. Jika ada yang kurang jelas atau ditanyakan silahkan
wapri atau melalui sosmed yang ada di profil saya. Terima kasih Bu Nur telah
membersamai dalam dua jam ini. Terima kasih Tim Solid Omjay. Terimakasih IGTIK
PGRI dan terima kasih Om Jay.
Terima kasih Mr. Yons
yang luar biasa. Saya moderator Nur Dwi Yanti mengucapkan banyak terima kasih
kepada Mr . Yons dan tim Solid serta partisipasi seluruh peserta. Jika ada
salah kata kami mohon maaf dan senantiasa kita selalu belajar dan berupaya
dalam mencapai kearah lebih baik. Sebagai penutup sesi ini bersama kita ucapkan
alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar