PERTEMUAN KE-11 KBMN PB. PGRI
MENGELOLA
MAJALAH SEKOLAH
Merupakan suatu kebanggaaan jika
sekolah kita memiliki Majalah Sekolah sendiri. Banyak manfaat yang didapatkan.
Media komunikasi, promosi, publikasi dan wadah kreativitas guru dan siswa.
Tapi.... Apa mungkin sekolah saya bisa memiliki majalah sendiri yaa???
Bagaimana caranya??? Darimana biayanya??? Daripada galau dengan segala
pertanyaan diatas, lebih baik kita temukan jawabannya di kelas belajar malam
ini. Okay, segera masuk kelas yuuk...!!!
Motivasi dari moderator malam ini,
ibu Mutmainah, M.Pd memberikan semangat bagi peserta. Termasuk saya juga, yang
ketika kegiatan berlangsung sedang berhalangan duduk manis di depan laptop.
Itu artinya saya tidak ikut kuliah
pada hari ke-11 KBMN gelombang ke-28. Tak menyurutkan niat tetap bisa lulus dan
mendapatkan sertifikat Diklat dalam Kelas Belajar Menulis Nusantara Pengurus
Besar PGRI. Saya harus cerdas dalam menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik.
Langkah pertama adalah saya membuka
blog teman-teman yang di share dalam kelas KBMN gelombang ke-28, pertemuan ke-11.
Saya baca satu persatu lalu saya ramu kata demi kata serta kalimat demi
kalimatnya. Seperti meramu jamu agar tubuh kita menjadi sehat dan kuat.
Materinya sangat menantang saya
sebagai kepala sekolah, untuk memiliki majalah sendiri di SMP Negeri 3 Kupang
Barat. Saya tidak memikirkan tentang hambatannya, yang saya pikirkan bagaimana
anak desa juga bisa sama dan sejajar dengan anak kota. Memiliki kecerdasan yang
sama pula.
Bagi saya tak ada bedanya sekolah di
desa dan di kota. Karena hal itu, saya berjuang mereka sama dengan anak kota.
Berbagai upaya terus saya perjuangkan untuk anak dusun 3 Oeli’i, desa
Oematnunu, kecamatan Kupang Barat, kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur.
Setelah menerbitkan buku antologi
puisi pada tanggal 25 Januari yang ditayangkan di TVRI NTT, pada berita sore,
pada hari itu juga. Dan ditayangkan ulang pada dunia literasi pada hari Sabtu,
28 Februari 2023 (dalam versi siaran dan syuting yang berbeda). Sungguh ini
merupakan kebanggaan bagi kami semuanya. Silahkan lihat aktivitas anak kami di
dusun 3 Oeli’i desa Oematnunu pada halaman referensi di bawah tulisan ini.
Buku telah anak-anak miliki, dalam
waktu kurang lebih enam bulan menjabat sebagai kepala SMP Negeri 3 Kupang Barat
kabupaten Kupang. Saya dan teman-teman guru berhasil mengantarkan anak kami
menjadi penulis cilik dan memiliki buku. Langkah selanjutnya saya ingin
anak-anak memiliki majalah dinding atau majalah sekolah.
Pucuk di cinta ulampun tiba. Materi
malam ini adalah materi yang saya nantikan, agar saya juga dapat menerbitkan
majalah sekolah. "Mengelola majalah sekolah" tema materi belajar
malam ini, disampaikan dengan sangat baik oleh Ibu Widya Setianingsih, S.Ag,
narasumber hebat kita. Ibu Widya Setianingsih seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Swasta Khadijah di Jalan Arjuna kota Malang Jawa Timur, sekaligus pimpinan
redaksi Majalah Kharisma.
Ibu Widya adalah alumni Belajar Menulis
gelombang 21 yang telah memiliki satu
buku solo berjudul “Laras Makna dalam Puisi” dan 30 antologi. Motivasi hidup beliau adalah “You Can Do Anything If You Believe It”.
Memulai paparannya Ibu Widya
Setianingsih menyampaikan motivasi yang dikemas dalam sebuah pantun, “Tak akan mundur sebelum resume meluncur.
Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta”. Narasumber menyampaikan juga
bahwa kunci untuk melejitkan potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif
adalah MAU, dan dikemas dalam
kalimat motivasi juga, “Bagaimanapun
juga satu ons tindakan lebih berarti daripada satu ton pemikiran”. Oleh
karena itu, ayo segera bersiap keluar dari zona nyaman untuk menyambut
kesuksesan.
Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada
hati kita, apa yang akan kita torehkan dalam hidup ini? Apa yang bisa kita
berikan pada anak cucu untuk mengenang kita? NIAT dan KOMITMEN itu kuncinya.
Bergabung dengan komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap
menyala.
Jadikan keinginan mau menulis
sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA yang akan
membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat
kita ketagihan jika tidak menulis.
Pada kesempatan ini narasumber berbagi pengalaman
seputar majalah sekolah. Majalah sekolah merupakan media komunikasi yang
diterbitkan di lingkungan sekolah. Isi majalah sekolah berkaitan dengan
kepentingan komunikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Majalah sekolah berfungsi sebagai
sarana ekspresi dan berkreasi bagi peserta didik untuk mengungkapkan gagasan
yang dia tulis dalam bentuk artikel, cerita pendek, atau puisi. Selain itu,
peserta didik juga berlatih untuk menulis sebuah laporan berdasarkan wawancara.
Setiap sekolah tentu ingin dikenal
oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah swasta. Selain itu
sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orang tua,
masyarakat sebagai STAKE HOLDER sangat diperlukan.
Semua itu dapat terjawab dengan
hadirnya majalah sekolah. Tentu sebagian dari kita berpikir, rasanya tidak
mampu punya majalah sendiri. SDM kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari
sekolah kurang optimal. Untuk mengatasi semua itu, kuncinya jangan takut
mencoba sesuatu yang baru, kerja keras, dan semangat. Kobarkan semangat dalam
dada untuk mewujudkannya.
Dalam pertemuan ini narasumber juga menjelaskan
langkah-langkah yang ditempuh untuk menerbitkan majalah sekolah:
1.
Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang
memiliki jiwa literasi dan organisasi, serta membentuk susunan redaksi majalah.
Biasanya tim redaksi terdiri atas: pemimpin redaksi, sekretaris redaksi,
bendahara redaksi, editor, koordinator liputan, koordinator non liputan,
reporter, ilustrator, dan penata letak (lay-outer).
2.
Membuat rancangan majalah, menentukan nama majalah,
isi berita, pendanaan, dan lain sebagainya.
3.
Menentukan rubrik majalah yang disesuaikan dengan
kebutuhan majalah. Beberapa rubrik tertentu juga bisa ditampilkan sebagai ciri
khas dari majalah. Beberapa rubrik untuk majalah sekolah di antaranya:
a)
Laporan utama atau fokus utama.
b)
Berita tentang kegiatan-kegiatan di sekolah.
c)
Artikel atau kolom (bisa diisi oleh guru dengan tema
bebas atau bisa sesuai dengan fokus utama maupun tema lainnya).
d)
Wawancara. Misalnya wawancara dengan Kepala Dinas
Pendidikan terkait persiapan Ujian Nasional (UN).
e)
Profil tokoh inspiratif (bisa diisi dengan guru atau
peserta didik yang berprestasi di sekolah. Siapa pun yang bisa menjadi
inspirasi dapat ditampilkan di rubrik ini).
f)
Fiksi berupa cerita pendek dan puisi. Rubrik ini
memberi kesempatan yang luas bagi para peserta didik untuk unjuk karya.
g)
Dan juga rubrik-rubrik yang lain, seperti: komik atau
gambar seri, resensi buku, pojok sains, english corner, klinik matematika, tips
atau kiat, dan teka-teki atau kuis.
4. Menentukan
dead line, yaitu tenggat atau batas waktu yang meliputi batas waktu pengumpulan
naskah, target selesai editing, maupun selesai proses tata letak dan cetak.
5. Mengajukan
dan membuat proposal yang meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi,
anggaran dana, dan sebagainya.
6. Mencari
rekanan pendukung, percetakan, sponsor, dan lain-lain.
7. Melakukan
sosialisasi kepada orang tua tentang manfaat dan pentingnya suatu majalah
sekolah.
Tidak
kalah penting dan perlu diketahui bersama, terkait beberapa tips untuk
mengelola majalah sekolah:
1)
Harus ada seseorang yang menjadi motor dan mendorong
serta mengompori crew.
2)
Peserta didik perlu dilibatkan untuk ikut menulis
sehingga orang tua akan senang melihat anaknya berkarya. Apabila orang tua
paham dan mengerti tentang pentingnya majalah sekolah, mereka akan ikut promosi
dan bangga dengan adanya majalah sekolah tersebut. Lebih-lebih jika foto
anaknya terpampang di majalah.
3)
Mengatur sendiri budget majalah kita. Jika ingin
menekan budget kita bisa mengurangi halamannya, bisa hitam putih tidak perlu
warna.
Sebelum mengakhiri pertemuan,
narasumber menjelaskan perbedaan antara majalah, tabloid, dan buletin supaya
para peserta dan pembaca bisa memahami dengan baik perbedaannya:
1. Majalah
-
Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4.
-
Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art
paper/art carton).
-
Memuat artikel yang berisi topik popular bagi
masyarakat umum.
2. Tabloid
-
Ukuran umumnya A3.
-
Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas
koran).
-
Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi,
berita kriminal, dan olahraga.
3. Buletin
-
Ukuran umumnya F4, A5 atau A4.
-
Kertas yang digunakan lebih halus (art paper).
-
Memuat artikel yang berisi topik kejadian popular.
Sahabat
penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita
mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan
membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah. Teruslah berjuang
dan yakinlah akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah
kita.
Demikianlah materi dari narasumber kita malam ini. Sangat
bermanfaat dan benar-benar menginspirasi kita. Kuncinya jangan takut mencoba
sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat. Selamat berkarya!.
SESI TANYA
JAWAB
Pertanyaan 1:
Dari Pak Toto, di Bekasi
Assalamualaikum....
Bu Mut yang baik hati,
mohon izin bertanya.
Di slide 20 ada
istilah ISBN. Kepanjangannya, apa, Bu?
Jawab:
Mengacu pada
WIKIPEDIA. ISBN (International Standard Book Number) adalah kode
pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit,
dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13
digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan
oleh penerbit. Saat ini ISBN diganti QCRBN. Yaitu QR Code Standard Book Number adalah
Aplikasi pengidentikasi buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai
pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk
seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Dengan nama lain kode
paten bahwa buku itu adalah karya kita yang tidak bisa di ambil atau di bajak
orang lain
Pertanyaan 2:
Mengelola Majalah
Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang
siap apa saja. Jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak
contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi
sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1, atau 2
penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering
keponthal-ponthal. Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak
mahal. Apakah Orang tua tidak berat membayarnya. wajib kan?
Jawab:
Terimakasih...
Memang semua itu harus
memiliki seseorang yang menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong,
mengompori crew. Tetapi kita tidak perlu bersusah payah menulis
sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua
akan lebih senang anaknya berkarya.
Kita bisa memanage
sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 halaman,
dengan 10 halaman berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin
lebih menekan budget kurangi halamannya, dan bisa hitam putih tidak perlu berwarna.
Apakah orangtua tidak
keberatan???
Tentu tidak jika
mereka paham dan mengerti tentang pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut
promosi dan bangga dengan adanya majalah sekolah. Lebih-lebih jika foto anaknya
terpampang di majalah. Bisa-bisa satu RT dipamerin semua. Ha ha ha . . .
Pertanyaan 3:
Dari Evridus Mangung, Peserta
KBMN 28 asal NTT.
Saya tertarik dengan
pernyataan awal dari narasumber di pembuka diskusi malam ini. Jika ingin
menjadi penulis yang produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya:
Bagaimana cara
menjembatani dari kondisi TIDAK MAU
menjadi MAU MENULIS. Adakah tips
yang narasumber bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi
situasi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?
Jawab:
Terima kasih pak
Evridus...
Untuk menjadi MAU,
semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yang
akan kita torehkan dalam hidup ini?
Apa yang bisa kita
berikan pada anak cucu untuk mengenang kita?. Niat, dan komitmen. Itu
kuncinya.
Bergabung dengan
komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala.
Mengutip pernyataan
bunda Kanjeng diawal kelas dulu.
Jadikan keinganan mau
menulis sebagai suatu kebutuhan.
Jadikan keinginan
menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya.
Jadikan menulis
sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
Pertanyaan 4:
Dari Indah Ratna, Banjarnegara
Assalamu'alaikum bu
Widya... salam kenal dari kota dingin juga... seperti di Malang Jawa Timur.
Saya sangat tertarik
dengan materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah, kendalanya saya
kurang menguasai langkah-langkahnya.
Untuk itu saya mohon
bimbingannya, bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah
sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan
dari sekolah, guru dan orang tua siswa.
Terima kasih atas pencerahnnya
bu Widya.
Jawab:
Salam kenal bu Indah,
dingin juga ya di Banjarnegara.
LANGKAH-LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH:
1.
Menyatukan ide dan gagasan. Mencari
teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan
redaksi majalah.
2.
Mengajukan Proposal.
Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran
dana dsbnya.
3.
Membuat rancangan majalah. Menentukan
nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4.
Mencari rekanan pendukung. Percetakan,
sponsor dan lain-lain.
5.
Melakukan sosialisasi tentang manfaat,
pentingnya suatu majalah pada orang tua.
Yoook semangat
mengawali membuat majalah sekolah. Jika ingin mulai menerbitkan majalah, boleh
japri saya, tulis narasumber.
Pertanyaan 5:
Candra dari DKI. Jakarta
1.
Apakah ketika bunda buat kharisma,
majalah itu di gratiskan artinya yang bayar sekolah atau dari orang tua.
2.
Berapa banyak halaman ideal sebuah
majalah di sekolah
Jawab:
Halloo pak Candra,
nice to meet you...
1.
Pada awal terbit majalah dibiayai
sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek
pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana
BOS untuk buku termasuk majalah. Seiring berjalan waktu orang tua
menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. Mereka bersedia membeli
majalah itu. Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan
sekali.
2.
Tebal tipisnya majalah tergantung pada
kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa
ditambah halamannya.
Kharisma sendiri
adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar
sebagai berita.
Pertanyaan 6:
Imro'atus Sholihah, Asal
Jombang Jawa Timur
Maaf Ibu.... Bagaimana
proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN?, dan apa syarat-syaratnya?
Jawab:
Assalamualaikum bu
Imroatus....
Untuk Kharisma
kemarin saya minta tolong penerbit yang menguruskan. Murah kok hanya
sekitar Rp. 300.000,- Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan
karya sendiri.
Jika ingin mengurus
sendiri, syaratnya ada 3 yaitu:
1.
Mengisi formulir surat pernyataan
disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit
atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris).
2.
Membuat surat permohonan atas nama
penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan.
3.
Mengirimkan atau melampirkan foto copi
karya kita.
Pertanyaan 7:
Brainly
Apa perbedaan majalah
sekolah, jurnal, buletin?
Setahu sy kalau
majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.
Jawab:
Brainly, Perbedaan
koran, majalah, tabloid, buletin adalah sebagai berikut:
Majalah
- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4
-
Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art
paper/art carton)
-
memuat artikel yang berisi topik popular bagi
masyarakat umum.
Tabloid
- Ukuran umumnya A3
- Kertas yang dipakai
lebih kasar dan tipis (kertas koran)
- Cenderung mengangkat
artikel tentang gosip, astrologi,
berita kriminal dan olahraga
Buletin
- Ukuran umumnya F4,
A5 atau A4
- Kertas yang
digunakan lebih halus (art paper)
- memuat artikel yang
berisi topik kejadian popular
Waktu pengajuan kami memakai ISBN, karena diedarkan dikalangan MI Khadijah
sendiri.
Pertanyaan 8:
Amin Kurniawan
Bun izin bertanya kira
kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??
Jawab:
Hay pak Amin. Saat ini
40 halaman, 10 warna 11 ribu.
Hard cover
Pertanyaan 9:
Assalamualaikum bu
Widya, adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?
Jawab:
Waalaikum salam. Bisa..
Yang pertama membuat
mading
Biasakan mengganti
mading secara berkala.
Yang kedua buat
buletin saja. Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas.
Sehingga tidak terlalu tebal
Pertanyaan 10:
Suhaimi, dari Aceh.
Bisakah majalah yang
ber ISBN mendapatkan nilai angka kredit. Minimal sejajar dengan jurnal!. Terimakasih
Jawab:
Hay Pak
Suhaimi... Bisa paak.
Pak Catur Pimred
Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini. Maklum saya kan bukan PNS
pak Hadi tidak begitu faham dgn angka kredit.
Pertanyaan 11:
Masringah, Asal Banjarnegara
Ijin bertanya, ibu Widya...
Alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menerbitkan edisi
ke-5 ini sejak tahun 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun
berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun berjalan, namun belum mewakili
setiap kelas punya rasa memiliki terhadap majalah tersebut. Bagaimana
cara yang tepat yang sudah diterapkan bu Widya, agar berita yang dimuat di
majalah sudah mewakili semua kelas, atau ada tips yang bisa dibagikan
majalahnya bisa eksis sudah edisi ke 23, terima kasih. Berapa harga setelah
didistribusikan ke warga sekolah?. Karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb,
kualitas kertas berwarna dan tebal.
Jawab:
Wowww kereeen..., Sudah
memiliki majalah sendiri.
Congrats ya bunda. Untuk
menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. Libatkan
siswa melalui gurunya. Misalnya guru bahasa Indonesia, anak- anak kita
akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah
sekolah.
Kemudian minta kapan
rekan-rekan guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan
menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu.
Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki. Harga cetak 11
ribu dan harga jual Rp. 20.000,-
Pertanyaan 12:
Saya ibu Umatun Nur
Islamiyati Magelang.
Assalamualaikum
wr wb... Bagaimana tips dan cara agar bapak ibu guru MI RA BA
punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah dan mading?
Maturnuwun.
Membayangkan betapa
senangnya guru guru kami di Magelang bisa mendapatkan ilmu dari Ibu Widya dan
ibu Emut dan bertemu ibu Widya dan ibu Emut
Jawab:
Waalaikum salam, hay
bundaa. Senang juga jika kami bisa berbagi ilmu. Tidak harus tatap muka
bun. Kita bisa via zoom. Hubungi moderator saya jika berkenan.
Cara ampuh yang pertama
adalah pressure...
Bukan tekanan dengan
kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini.
Misalnya kepala sekolah
memberi tugas kepada gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung
jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing.
Lakukan penilaian
mading yang terbaik. Oh ya Bunda di Magelang itu dekat dengan Yogyakarta
ya?.
Bulan Juli bunda kita
kopdar disana. Hayuuk datang
Pertanyaan 13:
Eka Yulia dari Seruyan.
Assalamualaikum Wr Wb... Neng, mau
titip pertanyaan.
1. Apakah diawal
pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih
dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/komite sekolah. Karena
ini ada kaitannya dengan dana.
2. Bagaimana
kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan
minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya
minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari
perpustakaan).
Terimakasih.
Jawab:
Wa’alaikumsalam Bunda
Eka.
1.
Ya betul, kami membuat proposal dulu.
Kita ajukan pada yayasan, kepala sekolah, komite. Setelah itu sosialisasi
dengan mereka. Lalu kita sosialisasi dengan orang tua.
2.
Minat itu ibarat air, harus ada kincir
angin yang menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak.
Jangan pernah menyerah
itu kuncinya bunda...
Pertanyaan 14:
Farida, Kabupaten Musi
Rawas
Assalamu'alaikum Bunda
Widya, perjalanan memulai
hingga dapat menerbitkan majalah sekolah yang disampaikan Bu Wid sangat
memotivasi saya, karena di sekolah saya belum ada majalah sekolah.
Kalaupun saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya
tidak mungkin berjalan sendiri.
Pertanyaan saya
Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?.
Terima kasih.
Jawab:
Hay Bunda Farida. Jika
ibu benar berminat yang pertama tanyakn pada hati ibu. Wahai hati siapkah
kita berjuang?. Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yang
betul-betul cinta literasi.
Diskusi dengan kepala sekolah
apa visi, misi, dan manfaat majalah. Lanjut tuangkan dalam proposal agar
jelas.
Pertanyaan 15:
Dewi dari Seruyan Kalimantan
Tenggah.
Materi malam ini
sangat mengunggah saya untuk bisa mengikuti jejak ibu, dan kebetulan kami baru
membentuk komunitas menulis di sekolah saya. Pertanyaan saya Kendala apa aja yang
ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat menghadapinya,
kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk
bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.
Jawab:
Hay bu Dewi ... Selamat yaa untuk komunitasnya👏👏👏
Masalahnya Sumber Daya
Manusia dan SUMBER DANA. Solusinya sebagai berikut:
✅Niat yang kuat
✅pantang menyerah
✅komitmen
✅doa
Agar berdaya tarik,
jadikan majalah kita sebagai magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan
pembaca.
Pertanyaan 16:
Yulis Setyaningsih.
Assalamu'alaikum, ijin
bertanya. Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau
tidak? Maksudnya layak untuk menjadi majalah sekolah.
Jawab:
Wa’alaikumussalam, hay
bu Yulis.
Jadikan siswa dan
rekan guru kita sebagai sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insya
aallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak.
Pertanyaan 17:
Bu Yuni Kabupaten
Bekasi
Assalamualaikum, saya
Bu Yuni dari kabupaten Bekasi, terima kasih infonya memgispirasi, mau bertanya
jika mau membuat majalah online apakah langkah-langkahnya sama dengan majalah
offline, baiknya terbit berapa kali dalam setahun jika online, jika majalah
yang mau dibuat misal khusus untuk guru PAI bagaimana tipsnya agar diminati dan
mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya terima kasih
Jawab:
Wa’alaikumusssalam bu
Yuni...
Pada saat pandemi KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) dionlinekan (Secara Daring). Akhirnya kami berpikir
majalah kami online juga. Langkahnya sama bun. Hanya tidak perlu di cetak.
Bisa bentuk pdf kita kirim ke WhatsApp Group kelas, di website sekolah, atau
medsos lainnya. Terbit setahun 2 kali, mengingat kita adalah guru dan
kesibukan yang tidak sedikit.
Agar diminati berarti
harus bermanfaat. Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sebagai
sarana mencapai ilmu yang bermanfaat. Materi penuh dengan daging.
Karena waktu terus beranjank menuju malam. Moderator mempersilahkan
narasumber untuk menutup kegiatan, “Monggo bun sepatah dua patah kata untuk
closing statement sebelum kita akhiri materi ini”.
Narasumber menyapa kita dengan, “Sahabat penulis, kita tidak akan tahu
seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan
rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan
hadirnya majalah sekolah. Teruslah berjuang... Akan ada tangan-tangan
orang baik yang akan menguatkan langkah kita...
Terima kasih tazah, sahabatku telah membersamaiku selama dua jam ini. Semoga
keberkahan selalu menaungi hidupmu. Tetaplah menjadi sinar yang selalu
menghangatkan gigilku. Menjadi tenang yang meredangkan gelisahku. Sahabat
literasi nusantara, terimakasih atas kebersamaannya malam ini. Sungguh suatu
kebahagiaan bagi saya, bisa kembali belajar bersama di kelas ini.
Mohon maaf jika dalam
penyampaian materi dan diskusi ada ketidakpuasan atas jawaban yang saya beri. No body perfect, begitu pula dengan
saya pribadi. Jika membutuhkan bantuan saya dalam mengelola majalah sekolah,
monggo bisa menghubungi saya secara pribadi di WhatsApp saya. Dengan senang
hati akan saya bantu sepenuh hati. Saya pamit undur diri, “Santen peresane
klopo, cekap semanten lan nyuwun ngapuro.
Wassalamualaikum wr.
wb....
See you next time.
Moderator menjawab dengan “Aamiin”. Dan
melanjutkan menyapa peserta, “Demikian materi kita malam ini yang sangat luar
biasa. Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini. Untuk menjadi bekal
berkarya demi keabadian diri. Jangan lupa karya solo selalu dinanti. Mohon maaf jika selama
membersamai sahabat saya mempunyai kekurangan dan kesalahan. Uluran maaf
setulus hati, bagi kesalahan yang mungkin tak sengaja melukai. Mari
bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama
kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya. ”Selamat malam, sampai
berjumpa lagi. Izinkan saya undur diri. Sukses dan terus semangat menyebarkan
virus kebaikan dan kebahagiaan. Wassalamualaikum wr wb.
See you next time,
sobat👋🏻👋🏻👋🏻
Referensi:
1. https://charis81.blogspot.com/2023/02/kiat-sukses-mengelola-majalah-sekolah.html
3. Siaran TVRI
NTT, hari Rabu, tanggal 25 Januari 2023: https://web.facebook.com/lilis.sutikno.779/posts/pfbid02he4oVgXjMPFqAjTCeqxQ5kEvVmwThaYMjpTWLVv5DTgZZovRRqwezQy3stGgYiTkl
4. Siaran TVRI
NTT, hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2013: https://web.facebook.com/lilis.sutikno.779/posts/pfbid02vhskDEGy9dzGqVyDBcsvvtfooniKSwGSQB5iUMfR3B9q3N45ddzEoyngofeefJn3l
5.
https://www.youtube.com/watch?v=-PhOrnDqA0Y (YouTube)
6.
https://drive.google.com/file/d/1uQwkmI_RWpbeeas9XP-ep9nxMIekCo5d/view?fbclid=IwAR2OMyblgb8xY9IYqlKO_SGOcLn0BYJLcNsVUpkZU0azfy8eH21LJuRKm-g (Google Drive)
Super duper lengkapp... Ayoo bun terbitkan majalah sekolah...
BalasHapusSiap... Ini baru mulai sayang, mau buat Mading dulu
Hapus