PERTEMUAN KE-13 KBMN PB. PGRI
KAIDAH PANTUN
BIODATA NARASUMBER
Nama :
Miftahul Hadi
Instansi: SD Negeri Raji 1 Demak
No HP :
085641173853
Surel : miftahulhadi280387@gmail.com
Blog :
https://masmifgurukampung.blogspot.com/
PANTUN TRADISI ASLI INDONESIA
Indonesia memiliki kekayaan seni verbal
yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukan
pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur
menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah
keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya,
sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar
pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau
wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni
drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. Pantun
diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15
Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural
Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
DEFINISI PANTUN
Pantun menurut Renward Branstetter
(Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan”
yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun.
Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan
susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun:
pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan
(Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau
“deret” . Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan
sebagai “Panutun” , oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang
berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019) Pantun adalah termasuk puisi lama yang
terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan
pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi
(Yunos, 1966; Bakar 2020)
CIRI-CIRI PANTUN
Satu bait terdiri atas empat baris Satu
baris terdiri atas empat sampai lima kata Satu baris terdiri atas delapan
sampai dua belas suku kata Bersajak a-b-a-b Baris pertama dan kedua disebut
sampiran atau pembayang Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud
KEGUNAAN PANTUN
Komunikasi sehari-hari Sambutan dalam
pidato Menyatakan perasaan Lirik lagu Perkenalan Berceramah/dakwah
FUNGSI PANTUN SEBAGAI PEMELIHARA BAHASA
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun
berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.
Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Secara
sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat. Pantun menunjukkan kecepatan
seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara
umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
PERBEDAAN PANTUN DENGAN KARYA SASTRA LAIN
CARA MUDAH MENULIS PANTUN
Memahami Kaidah/Ciri Pantun Menguasai
Perbendaharaan Kata Menulis Isi Pantun Menulis Sampiran Pantun
MEMAHAMI KAIDAH/CIRI PANTUN
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Dalam kelas menulis pantun.
Pantun di atas terdiri atas empat baris.
Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata,
baris ketiga terdiri atas empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata.
Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh
suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri
atas sepuluh suku kata
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Dalam kelas menulis pantun.
PERSAJAKAN DAN RIMA DALAM PANTUN
1.
Rima akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita.
2.
Rima tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia
cemerlang.
3. Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
4.
Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
2. MENGUASAI PERBENDAHARAAN KATA
LENGKAPI PANTUN BERIKUT
Pantun ini memiliki tema cinta kasih
Perhatikan kata yang dicetak tebal/warna merah. Carilah kata yang bunyinya sama
dengan kata yang dicetak tebal. Susunlah kalimat pada baris pertama dan kedua.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Apa tanda insan yang santun,
Akal diisi ilmu berguna. Langkah-langkahnya :
Langkah-langkahnya :
1. Pantun ini memiliki tema merdeka
belajar.
2. Susunlah kalimat pada baris ketiga dan
keempat terlebih dahulu.
3. Kemudian Susunlah kalimat pada baris
pertama dan kedua.
Biji selasih jangan dimakan,
Batang tebu akar seruntun,
Terima kasih kami ucapkan,
Bapak ibu kelas menulis pantun.
Pergi berkelah menjaja katun,
Saudagar Arab di tengah pekan,
Segala madah telah disusun,
Salah silap mohon dimaafkan.
Malam ini moderator Pak
Damar panggilan akrab Ustadz Dail Ma’ruf, membuka kelas dengan mempersilahkan
kita berdoa. Bagi yang beragama Islam silahkan membaca Al-Fatehah dan bagi yang
beragama lain silahkan menyesuaikan. Saya membaca Al-Fatehah khususan untuk
kedua orang tua saya Bapak Kaimin Herly Sutikno Bin Mbah Martho Siram, dan Ibu
Sukijah Binti Mbah Gito Kaiman. Narasumber masuk langsung berpantun ria. Jadi
semangat belajarnya.
Bunga sekuntum tumbuh di
taman,
Daun salam elok mahkota,
Assalamualaikum saya
ucapkan,
Sebagai salam pembuka
kata.
Mas Mif panggilan akrab
narasumber kita malam ini, menyampaikan salam ta’zim kepada Om Jay. “Terima
kasih kami ucapkan kepada om Dr. Jay yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk berbagi praktik baik di KBMN PGRI gelombang 28”.
Pak Damar menanyakan
kabar ke narasumber, dan dijawab dengan pantun.
Kalau tuan ke pulau
Mempar,
Batu terbelah di gunung
Daik,
Kalau tuan bertanya
kabar,
Alhamdulillah kabar baik.
Pak Damar menyampaikan
informasi, “bahwa acara malam ini diikuti oleh 950-an dan yang semangat buat
resume lebih dari 200 peserta. Tim Solid Om Jay kagum dengan resume mereka yang
bagus banget”. Narasumber memperkenalkan diri dengan berpantun.
Banjir kanal jembatan
patah,
Rimbun semak di pinggir
kali,
Salam kenal saya mas
Miftah,
Dari Demak berjuluk kota
wali.
Pak Damar membalas pantun
narasumber dengan ungkapan kagum “LUAR BIASA”, dan ikut berpantun.
Kalau Puan pergi ke Pasar
Jangan lupa membeli
payung
Kalau tuan ingin hatinya
Bugar
Jangan lupa membuat
pantun
Narasumber mulai belajar
membuka kelas dengan bertanya, “Bapak ibu, apa yang ada di benak bapak ibu jika
mendengar kata pantun?”. Jawaban peserta bermacam-macam. Mas Mif menjawab, Bapak
ibu, pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu, ataupun Betawi. Namun,
tiap daerah memiliki pantun. Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah
ende-ende (Suseno, 2006)
Contoh :
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si
mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun
sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan
purnama.
Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah
paparikan (Suseno, 2006).
Contoh :
Sing getol nginum jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol maengan ilmu,
Gunana Dunya akhirat.
Artinya :
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah tuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.
Baris ketiga = neangan =
mencari
Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah
parikan (Suseno, 2006)
Contoh :
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung
Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang
duwe,
Kang Endi kang durung
ana.
Artinya :
Semua bergelung konde,
Manakah si Gelung Jawa,
Semua sudah ada yang
punya,
Siapakah yang belum
punya.
Nah, karena di Indonesia banyak ragamnya.
Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi
ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible
Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)
Pada hakikatnya, sebagian
besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan
genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau
wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni
drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
Dari berbagai macam
pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun.
Pantun menurut Renward Branstetter
(Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan”
yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun.
Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Pantun berasal dari akar
kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam
masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau
disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
Nah, kadang saya membaca
dan mendengar pantun yang diawali kata jalan-jalan, apa nggak capek?... bisa
diganti dengan ngopi-ngopi atau ngeteh-ngeteh gitu. Kegunaan pantun itu
ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu.
Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk
lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.
Selain itu Pantun juga
melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Mari bapak ibu,
kita kupas satu persatu tentang pantun.
1 bait pantun terdiri
atas empat baris (Wajib ini). Lalu, satu baris itu idealnya terdiri atas empat
sampai lima kata. Kenudian satu baris
itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata. Susunan kata yang berakhiran
a-b-a-b, dan tidak boleh melebihi dua belas suku kata. Tiap baris terdiri dari
Delapan sampai dua belas suku kata.
Baris pertama dan kedua
disebut sampiran, Baris ketiga dan keempat disebut isi. Contoh persajakan adalah
susunan kata yang berakhiran a-b-a-b. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b.
Apakah boleh pantun menggunakan sajak a-a-a-a?. Boleh saja, namun akan
mengurangi keindahan pantun itu sendiri.
Pak Damar bertanya, “Mas,
kadang saya pernah membaca pantun hanya dua baris, disebut apa itu??”.
Narasumber menjawab, “Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat”.
Contohnya: “Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu berntanya pula”.
Cara menentukan
persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris. Sudah tahu karmina?.
Lalu, apa bedanya pantun, syair, gurindam dengan karmina??. Ciri-ciri Pantun
sudah kami jelaskan di atas. Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas
empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling
berkaitan.
Di bawah ini adalah
contoh syair, seperti puisi:
Inilah kisah bermula
kawan
Tentang negeri elok
rupawan
Menjadi rebutan haparan
jajahan
Hidup mati pahlawan
memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing
ditangan
Pemeluk tetes darah
penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai
kemerdekaan.
Nah, kalau gurindam hanya
terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling
berhubungan. Contoh gurindam :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan
berkah.
Karmina, terdiri atas dua
baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya. Contohnya:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Demikian sekilas
perbedaan pantun, syair, gurindam dan karmila. Jika membuat pantun, susunlah
baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. Ini rahasia dapur ya. Saya bocorkan
di sini ya. Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.
Itu beberapa trik mudah
membuat pantun
Lalu terkait persajakan
dan Rima dalam pantun. Ada beberapa persajakan. Rima akhir
Pohon nangka dililit
benalu,
Benalu runtuhkan batu
bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar
kita
Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
Ini yang disebut Rima
akhir.
Hanya akhir baris yang
sama bunyinya.
Ini tingkatan pantun yang
paling mudah.
Kemudian yang kedua
Rima tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah
bakung,
Terbang menepi si burung
elang,
Merdeka belajar marilah
dukung,
Wujud mimpi Indonesia
cemerlang.
Rima tengah dan akhir.
Lihat kata kedua dan kata
terakhir.
Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris kedua dan keempat
Mene Pi dan e Lang
Mim Pi dan cemer lang
Ini tingkatan yang mudah,
jika dilatih terus menerus. Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun
sirih,
Jika tidak dengan
gagangnya,
Jangan diusik orang
berkasih,
Jika tidak dengan
sayangnya.
Ini persajakan yang
ketiga
Rima awal, tengah dan
akhir.
Baris pertama dan ketiga
Ja ngan dipe tik si daun
sirih,
Ja ngan diu Sik orang
berka sih,
[20.42, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: Baris kedua dan keempat
Ji ka ti dak dengan
gagang nya,
Ju ka ti dak dengan
sayang nya.
Ini tingkatan yang agak
sulit 😁
Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh
lagi,
Rebah sudah selasih di
taman,
Bagai sudah tak suluh
lagi,
Patah sudah kasih idaman.
Persajakan yang terakhir
bapak ibu
Semua kata tiap baris
memiliki bunyi yang sama
Bapak ibu, saya memiliki
tantangan
Silakan nanti di
masing-masing resume, buatlah satu bait pantun dengan tema gambar ini👆🏻
Ada satu yang masih
tertinggal tadz
[20.47, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang,
dan nama merk dagang.
[20.49, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: Demikian materi yang dapat kami sampaikan
[20.49, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: apakah ada pertanyaan tadz??
[20.49, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: ada
[20.49, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: ini P1
[20.49, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: P1 :
HR Utami – semarang ;
Apakah sama dengan yang
di Jawa disebut Parikan?
kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di
Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu
berarti petunjuk, panuntun, tuntunan,
ajaran
Tua-tua maunya serba
tahu, Ikut KBM biar makin pintar, Meski tua ingin terus maju, Tak peduli dengan
komentar.
[20.50, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: Membeli Kangkung di area pasar
Buah nangka dari Pak
Gilang
Mari dukung Merdeka
Belajar
Semoga Indonesia jadi
Gemilang
[20.50, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: silahkan dijawab mas Mif
[20.51, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: Bapak dan Ibu yang mau bertanya
silahkan japri ya
[20.51, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: di 087871926678
[20.51, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: ditunggu 10 menit
[20.52, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: pakai Voice note juga boleh
[20.52, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: biar peserta tahu suara raja pantun
KBMN
[20.53, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: Terima kasih ibu HR Utami dari Semarang. Tetangga njih buuk🙏
Betul sekali ibu, pantun
umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa
parikan dua baris. Contohnya
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
Ataupun parikan yang
empat baris, seperti yang sudah kami contohkan di atas.
[20.53, 6/2/2023] +62
856-4117-3853: N
[20.53, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: ok
[20.53, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: P2:
Yoyon Supriyono, Dari :
Cirebon
Pakai jean atasannya
kemeja
Wanita betah memakai
hijab
Mohon izin untuk bertanya
Semoga kang Miftah bisa
menjawab
[20.54, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: amin kurniawan
1. Tolong dijelaskan
jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?
2. Untuk menjadi buku itu
minimal berapa buah pantun??
Trimakasih
[20.55, 6/2/2023] Dail
Maruf Serang Banten SDI Al Azhar 10 Serang: Saepul Hikmah Karawang pertanyaan
Apa perbedaan yang mendasar antara pantun, puisi dan sajak? Bolehkan kerika
dibaca memakai iringan musik
Komentar
Posting Komentar