PULAU KERA 2
HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN KE-2 REPUBLIK INDONESIA DI PULAU KERA KABUPATEN KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR
Mentari
pagi tampak bersembunyi menyinari bumi Pulau Kera bersamaan adzan berkumandang
di waktu subuh 04:34, tanggal tujuh belas bulan Agustus 2021. Hari bersejarah
bagi warga Pulau Kera yang mayoritas berpenduduk sebagai nelayan asal suku Bajo
yang menetap telah puluhan tahun di sana. Warga yang berprofesi sebagai nelayan
jauh dari hingar bingar musik dan deru laju kendaraan ini sangat sederhana.
Mereka tak pernah berpikir apa-apa, kecuali hari itu mereka bisa makan, dan
keluarganya sehat.
Begitupun
dengan anak-anak Pulau Kera, mereka hanya tahu bermain air laut dan membantu
orang tua menjual ikan di pasar ikan Oeba kota Kupang-NTT. Pasar yang dapat
dijangkau dengan perahu kecil hanya 30 menit saja. Dunia anak-anak Pulau Kera
sangat sederhana beda dengan anak-anak kota yang sering bermain game ketika
waktu senggang. Anak Pulau Kera ceria dalam hari-harinya mandi di pantai dengan
bergembira ria. Melempar pasir putih dan tertawa terbahak-bahak apabila pasir
kena di badan temannya. Begitulah dunia anak-anak di Pulau Kera.
Sebelum
adzan berkumandang, anak-anak mengetuk pintu gurunya satu persatu. Dengan
segala kepolosannya mereka bertanya kepada gurunya tentang upacara bendera.
Meskipun telah dijelaskan berulang-ulang kali tetap mereka terus bertanya
tentang upacara bendera dan hari kemerdekaan Negaranya. Ketika adzan subuh
berkumandang, mereka beramai-ramai ke masjid untuk menunaikan sholat subuh
berjamaah. Lalu mereka sibuk berdandan rapi untuk mengikuti upacara bendera.
Hari ini warga Pulau Kera bergembira, sebab hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dirayakan seluruh masyarakat Indonesia sudah menapaki usia 76 tahun. Tidak berlaku di Pulau Kera, di pulau tersebut tepat tanggal tujuh belas Agustus 2021. Seluruh warganya baru merayakan ulang tahun kemerdekaan yang kedua kalinya.
Usai
Upacara HUT ke-76 tahun Hari Kemerdekaan RI
Ulang
Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dirayakannya pertama kalinya pada 17
Agustus 2020, setahun yang lalu oleh warganya bersama anak-anak kelas jauh dari
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kupang. Sedih, prihatin dengan keadaan yang ada juga
terharu pada kenyataan yang terjadi ketika itu. Dimana seluruh rakyat Indonesia
telah merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya, sementara di Pulau Kera
masih jauh dari jangkauan.
Pulau
Kera dalam nuansa merah putih nan cantik pada tanggal tujuh belas Agustus tahun
ini. Melihat dari kejauhan nampak kamajuan yang luar biasa sejak puasa Minggu
terakhir bulan Ramadhan 1442 Hijriah. Saya sempat berkunjung kesana dalam
kegiatan amal bagi korban Badai Angin Siklon Tropis Seroja yang terjadi pada
tanggal 05 April 2021 hampir di seluruh wilayah NTT. Meleleh air mata haru, menyaksikan
rekaman gambar anak generasi emas Indonesia dari suku Bajo yang tinggal dan
menetap di pulau itu. Ikuti kisahnya di sini : http://www.guruinspirasintt.com/2021/05/pulau-kera-1.html
Indonesia
digadang akan mencapai masa keemasan pada tahun 2045 tepat saat usia
kemerdekaan mencapai 100 tahun. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)
yang unggul dan berkualitas agar dapat memimpin negara di era tersebut, pulau
Kera telah berbenah dan mempercantik diri dengan segala cara.
Departement
Agama kabupaten Kupang dan kota Kupang bekerjasama membangun gedung sekolah
darurat anak-anak Pulau Kera. Dibawah naungan departemen agama gedung sekolah
semi permanen hadir di Pulau Kera. Peresmian gedung tepat sehari sebelum Hari
Ulang Tahun ke 76 Indonesia Merdeka. Hal ini membuat seluruh warga bersorak
sorai menyambut gedung sekolah baru. Sebelumnya anak-anak sekolah di dalam
masjid satu-satunya di pulau tersebut.
Ruang belajar sederhana kelas jauh
MIN Kupang – NTT
Ruang kelas yang digunakan saat ini. Gedung ada tetapi tanpa meja dan kursi. Tampak pada gambar anak-anak kita belajar dan menulis sambil tengkurap, mereka sangat bersemangat untuk belajar.
Peresmian 14 Agustus 2021
bertepatan HUT Pramuka
Kepala
Sekolah Madrasah Ibtida’iyah Negeri Kupang Bapak Ahmad Rusdy, S.Pd.I menjelaskan
bahwa penduduk pulau Kera yang berprofesi sebagai nelayan ini awalnya sulit
mengakses pendidikan. Hal ini membuat anak-anak pulau Kera tidak ada yang
sekolah, dengan adanya kelas jauh dari MIN Kupang anak usia sekolah saat ini berjumlah
93 peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Dengan
proses belajar yang berawal dari dalam masjid kini anak-anak telah memiliki fasilitas
belajar yang memadahi. Alasan itulah yang membuat kami membuka akses mereka
belajar di pulau Kera dengan kelas jauh dari MIN Kupang di Sulamu. Pada tanggal
14 Agustus 2021 Bapak Plt Kakanwil Kementerian Agama Prov NTT, H. Hasan Manuk,
M.Pd meresmikan bangunan sederhana berlantaikan semen untuk ruang belajar
mereka. Peresmian dilakukan bertepatan dengan HUT Pramuka.
Para guru kelas jauh MIN Kupang di Pulau Kera Generasi
muda bangsa Indonesia yang peduli Pendidikan, mereka rela tinggal di pulau yang
tiada fasilitas apapun demi generasi emas Bangsa Indonesia
Kini
mereka telah memiliki ruang belajar sederhana yang aman dan nyaman serta
terhindar dari panas terik matahari, juga hujan bila musim hujan telah tiba. Namun
demikian, untuk membangun Sumber Daya Manusia unggul di pulau Kera tidak hanya membutuhkan
ruang belajar yang aman dan nyaman saja. Melainkan perlu mempertimbangkan
berbagai aspek.
Bicara strategi
pembangunan Sumber Daya Manusia, menurut Kepala MIN Kupang Sulamu, pemerintah
bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi emas Pulau Kera sejak dini. Dengan
adanya Kelas jauh MIN Kupang dari Sulamu. Pulau Kera tetap bisa menjadi maju
peradabannya di masa yang akan datang. Masih banyak yang dibutuhkan oleh kelas
jauh MIN Kupang saat ini, salah satunya adalah laptop dan printer untuk
administrasi guru dan peserta didik.
Dalam
pidatonya, “Kalau kita bicara 2045, artinya 24 tahun dari sekarang bahkan kita
harus perhatikan betul anak-anak di Pulau-Pulau terpencil seperti Pulau Kera
ini untuk bisa belajar dan sejajar dengan anak-anak di kota besar. Mulai sekarang
ini kami fokus pada pendidikan anak-anak Pulau terpencil,” tuturnya saat menghadiri
upacara Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Repiblik Indonesia, di Pulau Kera
yang terkenal begitu indah, Selasa (17/8).
“Saya
mengusulkan pemerintah lebih memperhatikan lagi sekolah-sekolah di Pulau
terpencil seperti Pulau Kera ini”. Sementara itu, lanjutnya, di era pandemi
seperti sekarang angka kemiskinan juga semakin meningkat. Hal tersebut tentu
akan berpengaruh terhadap kemampuan bangsa untuk mencapai masa keemasan di
2045. Pasalnya suka tidak suka pandemi berdampak pada berbagai aspek sentral
yakni kesehatan, pembangunan, dan ekonomi. Pulau Kera juga pasti terkena
dampaknya pula.
“Tidak
ada pilihan lain, setiap kita harus mengambil peran untuk turut serta membangun
Indonesia Emas dalam segala sisi dengan segala cara. Serta saling meringankan
beban saudara kita yang kurang beruntung seperti di pulau Kera ini”. Caranya
dengan saling silahturahmi dan mewartakan keadaan saudara kita yang kurang
beruntung dibandingkan dengan kita yang tinggal di kota atau kabupaten,”
tandasnya.
Namosain, 18
Agustus 2021
Pukul : 01.05 WITA
Komentar
Posting Komentar